Minggu, 31 Mei 2009

Memciptakan Suasa Belajar Menyenangan

"BELAJAR ADALAH PROSES PENDEWASAAN BERPIKIR ANAK!"
Oleh : Dra. Sri Hartini*)
Sosok seorang guru dimata kebanyakan orang, terutama orang awam, sering dianggap sosok manusia serba tahu, serba bisa dan memiliki wibawa tinggi. Apalagi pandangan itu dilatarbelakangi peran figur guru dimasa lalu diniai memiliki kualitas, berkarakter, mempunyai semangat berkorban bagi masyarakat, dan umumnya dikenal mampu membimbing sekaligus teladan masyarakat.
Lantas bagaimana dengan guru saat ini? Dalam berbagai diskusi bertemakan pendidikan sering terungkap bahwa kehadiran guru yang berkualitas masih sebatas harapan. Pendidikan nasional dianggap belum berhasil meningkat kecerdasan dan keterampilan anak didik, tetapi juga gagal dalam membentuk karakter dan kepribadian anak iru sendiri. Kelihatannya memang begitu banyak gugatan sekaligus harapan terhadap hadirnya sosok seorang guru yang berkualitas.
Seperti banyak disampaikan banyak para ahli dan pemerhati pendidikan bahwa keberhasilan seorang guru menempatkan diri sebagai pendidik apabila dalam aktivitas proses belajar-mengajar tercipta suasana yang mendorong para siswanya berprilaku aktif, baik itu bertanya maupun mengemukakan gagasan. Para siswa tidak hanya pasif menerima berbagai penjelasan pengetahuan dari gurunya. Tentunya dengan proses belajar mengajar yang aktif akan cenderung memberikan kesempatan pada murid untuk dapat mengemukakan gagasan dan ide tanpa takut disalahkan gurunya.
Ada banyak faktor yang dapat menunjang memungkinkan terciptanya suasana siswa belajar aktif. Di antara sekian faktor yang memungkinkan terciptanya proses kegiatan belajar mengajar siswa aktif, bagi penulis yang paling penting harus diperhatikan adalah perlunya guru memahami sifat yang dimilki muridnya.
Sifat rasa keingintahuan dan daya imajinasi anak adalah dua potensi yang dapat dijadikan modal dasar untuk dikembangkan dalam proses kegiatan belajar-mengajar. Oleh karena itu dalam mengembangkan dua modal dasar tadi perlu diciptakan secara optimal suasana belajar yang tepat sasaran (bermakna). Hal ini hanya bisa tercipta apabila seorang guru menunjukan kebiasaan memuji anak didiknya karena prestasinya. Guru tidaklah sungkan untuk menghargai sekecil apapun keberhasilan muridnya. Kemudian doronglah berpikir anak secara krtitis melalui pertanyaan-perntanyaan yang menantang atau yang bersifat terbuka. Contohnya :
Dengan suasana kegiatan belajar mengajar yang menyenangkan tentunya mendorong para murid memusatkan perhatiannya secara penuh pada aktivitas belajar sehingga berdampak pada peningkatkan hasil belajarnya. Sebaliknya apabila suasana belajar di kelas yang kaku (tegang), penuh beban, guru yang galak atau bawel membuat murid takut, berdampak pada penurunan fungsi otak dalam berfikir. Sehingga suasana yang demikian itu anak tidak lagi bisa berpikir efektif, reaktif atau agresif. Bagi mereka (murid, red) sekolah hanya merupakan rutinitas pengisi waktu luang yang tidak berpaedah bagi dirinya untuk hari depannya.
Ciptakan dan doronglah suasana belajar menyenangkan bagi murid dalam berbagai aktipitas kegiatan belajar mengajar yang dapat mengembangkan pemahaman dan kemampuan para murid berpikir, berbuat atau berprilaku.
Tangerang, 2 Juni 2009
*)Guru Wali Kelas III.C

Tidak ada komentar:

Posting Komentar