Selasa, 21 Juli 2009

9 Tips Finansial untuk Isteri Cerdas

Selasa, 21/07/2009 10:10 WIB
9 Tips Finansial untuk Isteri Cerdas
Budi Cahyadi - detikFinance
Foto: Budi Cahyadi Jakarta -
Sering kita dengar seorang suami memberikan alasan, "Saya tanya 'direktur keuangan' dulu ya". Dan kita mahfum bahwa yang dimaksud adalah isterinya. Sudah menjadi tradisi masyarakat kita bahwa seorang isteri adalah pengelola rumah tangga, terutama dalam hal pengelolaan keuangan rumah tangga. Tantangan finansial seorang isteri pun cukup beragam, mulai dari naik turunnya pendapatan keluarga, menjaga anggaran rumah tangga jangan sampai defisit, sampai kepada ancaman kekurangan dana untuk kebutuhan hari tua.
Bahkan, dalam situasi finansial yang kurang menguntungkan, sang isteri terancam untuk 'terpaksa' ikut bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Kami berharap beberapa tips di bawah ini akan banyak membantu para isteri untuk lebih cerdas dan terampil dalam mengelola keuangan rumah tangga.
1. Membangun kepercayaan finansial dengan pasangan (suami)
Rencanakanlah keuangan rumah tangga anda bersama dengan pasangan. Ciptakanlah komunikasi yang jujur dan terbuka. Hal ini akan merubah sikap saling menyalahkan satu sama lain (Ingat : Ini merupakan salah satu penyebab utama keretakan rumah tangga) menjadi saling mengingatkan apa bila terjadi pengeluaran yang berlebihan. Hal ini juga dapat membuat anda saling memberikan pujian atas tercapainya sasaran-sasaran finansial yang sudah anda rencanakan bersama. Alhasil, mendorong anda untuk lebih disiplin dan belajar hidup lebih hemat.
2. Belanja, utang/kewajiban, tabungan dan Anggaran Rumah Tangga.
Apa yang pertama kali muncul di pikiran anda pada saat menerima pendapatan setiap bulannya? Belanja? Bayar utang/kewajiban? Atau menabung? Jika belanja yang duluan muncul, hampir pasti anggaran rumah tangga anda akan menderita defisit. Anda perlu mengubah kebiasaan itu. Biasakanlah untuk memangkas pendapatan untuk menabung dulu. Hal ini memastikan arus kas bersih (net cashflow) anggaran rumah tangga anda akan surplus/positif. Setelah itu, bayarlah dulu utang/kewajiban.
Pastikan utang/kewajiban berkurang terus sesuai jadwal yang sudah direncanakan. Waspadai bunga yang diberlakukan. Baru kemudian dari sisa anggaran yang tersedia dimanfaatkan untuk belanja kebutuhan rumah tangga. Dengan melakukan kebiasaan seperti diatas, anda akan lebih mudah mencapai sasaran-sasaran finansial yang diinginkan.
Banyak diantara para ibu rumah tangga yang sudah terbiasa melakukan penyusunan anggaran. Penyusunan anggaran rumah tangga sebetulnya sangat sederhana, yaitu menuliskan rencana pengeluaran rutin bulanan (membantu untuk tidak keluar dari rel) dan menabung untuk keperluan masa depan yang anda inginkan, seperti mobil, rumah, dana hari tua dan lain-lain. Jangan lupa memasukkan rencana pengurangan hutang dan atau jadwal pembayaran kewajiban kedalam anggaran anda. Bila anda belum melakukannya, manfaatkan software excel spreadsheet atau anda dapat mempelajarinya melalui simulasi perencanaan keuangan di situs kami; www.tgrmfinance.com.
3. Kesepakatan batas pengeluaran.
Buatlah kesepakatan bersama pasangan anda sebuah plafon pembelian, misalnya Rp. 500.000. Bila ada pembelian diatas plafon, anda berdua sepakat untuk membahasnya lebih dulu (tidak berlaku untuk pembelian rutin seperti belanja bulanan, pembayaran listrik dan lain-lain). Diawal, aturan ini memang terasa terlalu membatasi, namun kami telah membuktikan bahwa hal ini berdampak besar pada penghematan anggaran.
4. Menata dokumen finansial Anda
Sediakan tempat khusus untuk menyimpan dokumen finansial dan dokumen penting anda dan tatalah dengan rapih, sehingga anda akan mudah untuk mendapatkannya jika dibutuhkan. Hal ini akan mendorong anda untuk terus melakukan review terhadap anggaran yang sudah anda buat.
5. Mengerti kebutuhan asuransi jiwa dan kesehatan
Polis asuransi dibeli untuk melindungi anda. Sampai sejauh mana polis asuransi yang anda miliki melindungi anda. Untuk Polis Asuransi jiwa, berfungsi sebagai pengganti penghasilan bila pemberi nafkah sudah tidak dapat melakukan tugasnya (karena meninggal atau cacat). Pahami berapa besar nilai perlindungan (Uang Pertanggungan) yang anda butuhkan.
Meningkatnya biaya pengobatan yang mencapai 3-5 kali inflasi merupakan alasan kuat untuk kita memiliki asuransi kesehatan. Sebagian besar dari pembaca tentu sudah memiliki perlindungan kesehatan ini, baik yang di sediakan oleh perusahaan, maupun membeli sendiri. Pahami fasilitas penjaminan (coverage) asuransi kesehatan anda, sesuai dengan yang anda butuhkan. Diskusikanlah uang pertanggungan asuransi jiwa dan coverage asuransi kesehatan dengan perencana keuangan atau agen asuransi anda.
6. Memenuhi kebutuhan dana hari tua
Kapan sebaiknya kita mulai merencanakan dan melaksanakan dana pensiun? Mulailah lebih awal. Semakin cepat mulai menyisihkan dana, akan semakin baik dan semakin murah dana yang diperlukan. Sebagai gambaran, untuk target pencapaian dana 1 milyar 20 tahun yang akan datang, dengan tingkat pertumbuhan (return) 14 % per tahun, dana yang harus anda invetasikan per bulan adalah Rp.760.000,-/bulan. Sedangkan bila anda menunda 10 tahun dengan target dan tingkat pertumbuhan yang sama, anda harus menyisihkan dana Rp. 3.800.000/bulan.
7. Menentukan sasaran-sasaran finansial bersama pasangan
Membahas sasaran finansial jangka pendek dan panjang bersama pasangan adalah saat-saat yang menyenangkan karena dengan menyatunya ide anda berdua akan menciptakan motivasi bahtera rumah tangga tang sekaligus memperkuat fondasinya. Mulailah dengan hal yang umum, seperti rencana pembelian mobil, cicilan rumah dan lain-lain. Kemukakan ide-ide anda secara kreatif. Misalnya rencanakan cicilan rumah sudah selesai sebelum anak tercinta mulai kuliah, hal ini akan mengurangi tekanan finansial anda dimasa mendatang. Atau jangan membeli mobil mungil kalau anda sudah mengharapkan kedatangan si kecil sebelum 2 tahun ke depan.
Jangan lupa buat rencana anda secara tertulis agar bisa selalu di tinjau kembali dari waktu kewaktu dan yang terpenting, konsolidasikan sasaran-sasaran anda ke dalam rencana anggaran bulanan.
8. Menghemat = menciptakan pendapatan
Saat anda melakukan belanja bulanan untuk rumah tangga, biasakanlah untuk menghemat anggaran. Dan dedikasikan penghematan tersebut untuk sesuatu yang nyata. Waktu kami baru menikah, nenek saya pernah menasehati, “Simpan penghematan belanjamu untuk hadiah ulang tahun anak-anakmu kelak”. Dan diluar dugaan, kami mendapatkan lebih dari cukup untuk itu.
9. Membeli untuk manfaat jangka panjang
Hampir semua orang tua menyambut kelahiran anggota keluarga baru dengan menyiapkan tempat tidur bayi. Berapa lama sang bayi tidur ditempat itu? Bukankah lebih hemat dan efisien kalau kita menyambutnya dengan membeli tempat tidur ukuran dewasa, yang akan terus bermanfaat sampai dia dewasa. Semoga bermanfaat!
Budi Cahyadi, CFP®, Perencana Keuangan pada TGRM Financial Planning Services (qom/qom)

Hilangkan Stres dengan Garam Laut

Hilangkan Stres dengan Garam Laut.
By Irina Damayanti, Mutia Nugraheni
VIVAnews - Selasa, Juli 21VIVAnews - Perawatan tubuh menggunakan garam laut sudah dilakukan sejak zaman dulu. Biasanya, garam laut digunakan untuk mengangkat sel-sel kulit mati. Manfaat lainnya, garam laut juga bermanfaat untuk hilangkan stres.
Garam laut yang digunakan untuk perawatan merupakan hasil dari evaporasi air laut yang bentuknya seperti kristal. Garam yang digunakan biasanya diambil dari tempat yang jarang terjamah tangan manusia, sehingga masih banyak mengandung mineral, salah satu sumbernya adalah Laut Mati. Kandungan mineral pada garam laut seperti kalsium, potasium, magnesium, sulfat dan merkuri bisa membuat kulit lebih sehat dan segar.
Mendapatkan garam laut untuk perawatan tubuh juga tidak sulit, Anda bisa mendapatkannya di toko perawatan kecantikan. Tapi, jika Anda menginginkan garam yang berasal dari Laut Mati, harganya memang agak mahal. Karena garam laut mati memiliki kadar magnesium, kalsium, iodin, dan zat besi iron paling tinggi dibandingkan garam laut lainnya.
Nah, untuk menghilangkan stres, Anda bisa mandi dengan garam laut. Caranya sangat mudah dan bisa dilakukan di rumah. Yang harus Anda persiapkan adalah :
- Bak mandi dengan air hangat (suhunya tidak lebih dari 37 derajat Celcius)
- Garam laut sebanyak 300 gram, masukkan ke dalam bak yang telah diisi air hangat.
- Mandilah dengan air yang telah dicampur garam selama 10 hingga 15 menit.
- Kemudian lilit tubuh Anda dengan handuk yang sudah dibasahi air garam laut selama 10 menit.
Hal tersebut bisa mengurangi ketegangan dan tekanan pada saraf dan memberikan suplai ion positif pada tubuh. Jadi, tunggu apalagi segera mandi dengan garam laut untuk menghilangkan stres, selain itu, kulit pun akan lebih terlihat cerah dan bersinar.

Senin, 20 Juli 2009

Derita dan Bahagia Berjalan Beriringan, Dua Sisi Tak Terpisahkan

Semakin aku faham dan mengerti ternyata benar sudah bahwa setiap kebahagiaan akan disusul derita. Keduanya berjalan beriringan sekaligus berdampingan amat setia. Tak pernah aku melihat bahwa senyum itu akan terus abadi. Begitulah takdir dari adanya suatu siklus kehidupan. Dari mana seseorang itu harus mengawali dan mengakhiri satu babak drama kehidupan, Sang Sutradara itu sendiri yang cerita. (Tulisan sedang dipersiapkan)

Jumat, 17 Juli 2009

Nasehat Perkawinan Dalam Membangun Keluarga Sakinah

KELUARGA
Oleh Wawan Dwn

Ketika akan menikah
Janganlah mencari istri tapi carilah ibu bagi anak-anak kita
Janganlah mencari suami tapi carilah ayah bagi anak-anak kita


Ketika melamar
Anda bukan sedang meminta kepada orangtua/wali si gadis tapi meminta kepada Allah melalui orangtua / wali si gadis


Ketika akad nikah
Anda berdua bukan menikah di hadapan penghulu,tetapi menikah di hadapan Allah


Ketika resepsi pernikahan
Catat dan hitung semua tamu yang datang untuk mendoakan anda, karena anda harus
berpikir untuk mengundang mereka semua dan meminta maaf apabila anda berpikir untuk bercerai karena menyia-nyiakan doa mereka


Sejak malam pertama
Bersyukur dan bersabarlah..Anda adalah sepasang anak manusia dan bukan sepasang
malaikat


Selama menempuh hidup berkeluarga
Sadarilah bahwa jalan yang akan dilalui tidak melulu jalan bertabur bunga tapi jalan semak belukar yang penuh onak duri


Ketika biduk rumah tangga oleng
Jangan saling berlepas tangan tapi sebaliknya justru semakin erat berpegangan tangan


Ketika belum memiliki anak
Cintai istri/suami anda 100%


Ketika telah memiliki anak
Jangan bagi cinta anda kepada istri/suami dan anak anda tapi cintailah istri/suami anda 100% dan cintai anak anda masing-masing 100%


Ketika ekonomi keluarga belum membaik
Yakinlah bahwa pintu rizki akan terbuka lebar berbanding lurus dengan ketaatan suami dan istri


Ketika ekonomi membaik
Jangan lupa akan jasa pasangan hidup yang setia mendampingi kita semasa menderita


Ketika anda adalah suami
Boleh bermanja-manja kepada istri tetapi jangan lupa untuk bangkit secara bertanggung jawab apabila istri membutuhkan pertolongan anda


Ketika anda adalah istri
Tetaplah berjalan dengan gemulai dan lemah lembut, tetapi selalu berhasil menyelesaikan semua pekerjaan


Ketika mendidik anak
Jangan pernah berpikir bahwa orang tua yang baik adalah orang tua yang tidak pernah marah kepada anak, karena orangtua yang baik adalah orangtua yang jujur kepada anak


Ketika anak bermasalah
Yakinlah bahwa tidak ada seorang anakpun yang tidak mau bekerjasama dengan orangtua, yang ada adalah anak yang merasa tidak didengar oleh orangtuanya


Ketika ada PIL
Jangan diminum,cukupkanlah suami sebagai obat


Ketika ada WIL
Jangan dituruti, cukuplah istri sebagai pelabuhan hati


Ketika memilih potret keluarga
Pilihlah potret keluarga sekolah yang berada dalam proses pertumbuhan menuju keluarga
masjid

Ketika ingin langgeng harmonis
Gunakanlah formula 6K:
1. Ketaqwaan
2. Kasih sayang
3. Kesetiaan
4. Komunikasi dialogis
5. Keterbukaan
6. Kejujuran

KELUARGA

KELUARGA
Oleh Wawan Dwn

Ketika akan menikah
Janganlah mencari istri tapi carilah ibu bagi anak-anak kita
Janganlah mencari suami tapi carilah ayah bagi anak-anak kita


Ketika melamar
Anda bukan sedang meminta kepada orangtua/wali si gadis tapi meminta kepada Allah melalui orangtua / wali si gadis


Ketika akad nikah
Anda berdua bukan menikah di hadapan penghulu,tetapi menikah di hadapan Allah


Ketika resepsi pernikahan
Catat dan hitung semua tamu yang datang untuk mendoakan anda, karena anda harus
berpikir untuk mengundang mereka semua dan meminta maaf apabila anda berpikir untuk bercerai karena menyia-nyiakan doa mereka


Sejak malam pertama
Bersyukur dan bersabarlah..Anda adalah sepasang anak manusia dan bukan sepasang
malaikat


Selama menempuh hidup berkeluarga
Sadarilah bahwa jalan yang akan dilalui tidak melulu jalan bertabur bunga tapi jalan semak belukar yang penuh onak duri


Ketika biduk rumah tangga oleng
Jangan saling berlepas tangan tapi sebaliknya justru semakin erat berpegangan tangan


Ketika belum memiliki anak
Cintai istri/suami anda 100%


Ketika telah memiliki anak
Jangan bagi cinta anda kepada istri/suami dan anak anda tapi cintailah istri/suami anda 100% dan cintai anak anda masing-masing 100%


Ketika ekonomi keluarga belum membaik
Yakinlah bahwa pintu rizki akan terbuka lebar berbanding lurus dengan ketaatan suami dan istri


Ketika ekonomi membaik
Jangan lupa akan jasa pasangan hidup yang setia mendampingi kita semasa menderita


Ketika anda adalah suami
Boleh bermanja-manja kepada istri tetapi jangan lupa untuk bangkit secara bertanggung jawab apabila istri membutuhkan pertolongan anda


Ketika anda adalah istri
Tetaplah berjalan dengan gemulai dan lemah lembut, tetapi selalu berhasil menyelesaikan semua pekerjaan


Ketika mendidik anak
Jangan pernah berpikir bahwa orang tua yang baik adalah orang tua yang tidak pernah marah kepada anak, karena orangtua yang baik adalah orangtua yang jujur kepada anak


Ketika anak bermasalah
Yakinlah bahwa tidak ada seorang anakpun yang tidak mau bekerjasama dengan orangtua, yang ada adalah anak yang merasa tidak didengar oleh orangtuanya


Ketika ada PIL
Jangan diminum,cukupkanlah suami sebagai obat


Ketika ada WIL
Jangan dituruti, cukuplah istri sebagai pelabuhan hati


Ketika memilih potret keluarga
Pilihlah potret keluarga sekolah yang berada dalam proses pertumbuhan menuju keluarga
masjid

Ketika ingin langgeng harmonis
Gunakanlah formula 6K:
1. Ketaqwaan
2. Kasih sayang
3. Kesetiaan
4. Komunikasi dialogis
5. Keterbukaan
6. Kejujuran

Kamis, 16 Juli 2009

Hadar N Gumay : Miris Melihat Sistem Pemilu Kita

Selasa, 18 November 2008 - 17:05 wib
Hadar N Gumay: Miris Melihat Sistem Pemilu Kita
Ahmad Dani - Okezone
KETIKA Jenderal Soeharto kembali terpilih menjadi presiden dalam Pemilu 1998, spontan beberapa kalangan akademisi kampus merespons negatif. Lonceng bahaya pun dibunyikan!Tak tinggal diam, sejumlah mahasiswa dan beberapa kalangan akademisi kampus, seperti dosen dan lainnya merasa tergerak untuk menggulirkan aksi demonstrasi, guna mengubah pemerintahan yang cenderung menjadi 'diktator'.Universitas Indonesia (UI) --salah satunya-- turun ke jalan. Mereka juga mendapatkan dukungan dari dosen dan akademisi kampus lainnya.Setting peristiwa itulah yang kemudian membuat Hadar N Gumay--yang saat itu masih menjabat sebagai dosen Sosiologi di FISIP UI-- untuk terus mencermati perkembangan politik Indonesia."Saya melihat pada saat itu mahasiswa frustasi atau mungkin kecewa. Sehingga saya dan beberapa dosen di kampus merasa tergerak untuk membantu mahasiswa turun ke jalan untuk mengganti pemerintah," ujar Hadar mencoba mengkaleidoskop settingan sejarah yang membuat dirinya hingga kini bergelut dalam dunia politik.Ya, tepat satu tahun kemudian, Hadar menjadi salah satu pendiri lembaga pemantau pemilu independen pertama di Indonesia, dalam pemilu pertama di era setelah kejatuhan rezim Soeharto. Lembaga itu kemudian dinamai Unfrel (University Network for Free and Fair Election).Menurut Hadar, melalui pemilu-lah, gerbang awal untuk menata sistem pemerintahan di Indonesia yang bagus. Karena sistem pemilu yang baik, kemungkinan besar akan melahirkan calon pemimpin yang baik pula."Kita bisa memberikan masukan. Meski tidak cepat, tapi ada rasa kepuasan ketika masukan kita di kemudian hari digunakan. Salah satunya pemilihan presiden langsung," sebut Hadar mencontohkan 'kebaikan' yang sudah dilakukan Cetro, lembaga pemantau pemilu yang digelutinya saat ini.Tapi siapa yang sangka, jauh sebelum Hadar berkecimpung di dalam dunia politik (terutama menjadi pengamat pemilu), Hadar tidak pernah bercita-cita untuk terjun di dunia yang katanya ilmu menggapai kekuasaan itu."Waktu saya kecil saya senang sekali dengan pesawat dan pergi ke luar negeri. Jadi saya menganggap itu bisa didapat dengan saya menjadi pilot. Selain itu juga terlihat gagah," tutur Hadar mencoba mengingat masa lalunya.Namun, Hadar muda yang diisi dengan penuh prestasi, menjadikan dia sebagai salah satu murid peserta pertukaran pelajar dengan Amerika Serikat. Nah, di AS juga-lah yang mengubah cita-cita Hadar menjadi seorang pilot. Di sana, Hadar secara spontan tertarik menggeluti dunia sosial."Selama di Amerika saya tinggal dengan sebuah keluarga asli Amerika. Dengan begitu saya harus hidup bersama keluarga yang bahasa, budaya, dan aktivitasnya berbeda dengan apa yang saya lakukan sehari-hari. Dengan begitu saya belajar untuk bisa memahami.""Dari situlah kemudian saya tertarik untuk mempelajari perbedaan terutama soal kemasyarakatan yang berbeda-beda. Dan itu saya terapkan dalam prinsip hidup saya sehari-hari," tambah Hadar.Ayah dari Rana Hadar dan Rasika Hadar ini pun tetap optimistis dengan dunia politik di Indonesia. Tapi kemudian, Hadar menyoroti dua persoalan penting dalam sistem politik Indonesia yang memang dirasakan harus berubah.Pertama, saat ini di Indonesia masih dipenuhi politisi yang belum matang. Ini dikarenakan, para politisi itu tidak digembleng sebagai kader partai yang baik. "Itu makanya banyak politisi yang beranggapan menjadi politikus adalah mencari nafkah, tapi bukan bekerja untuk rakyat," kritik Hadar.Kedua, lanjut Hadar, yang paling penting adalah bagaimana mendidik masyarakat untuk sadar politik, paham hak dan kewajiban dan siap terlibat di dalam sistem pemilihan. "Itu yang harus digalakkan," ungkap Hadar serius.Meski tidak menjadi seorang pilot dalam arti sesungguhnya, setidaknya apa yang sudah dilakukan Hadar dan Cetro-nya bisa dianggap sebagai 'pilot' untuk mengubah sistem pemilihan yang jauh lebih baik lagi. Semoga..... (ahm)

Catatan Redaksi : Momentum Golkar untuk Tampil Beda

Catatan Redaksi
Momentum Golkar untuk Tampil Beda
Senin, 13 Juli 2009 - 16:02 wib
Setidaknya ada tiga persoalan sekarang yang melibat Partai Beringin. Yaitu, kekalahan meraih suara maksimal di pemilihan legislatif dan pemilihan presiden, isu musyawarah nasional luar biasa (munaslub), dan persoalan positioning usai kegagalan yang berturut-turut itu.Isu munaslub mencuat karena sebagian elit Golkar merasa tidak puas dengan kepemimpinan Jusuf Kalla. Tiga tokoh yang disebut-sebut mendorong adanya munaslub itu adalah Agung Laksono, Aburizal Bakrie, dan Akbar Tandjung.Dari ketiga tokoh ini yang terang-terangan berani mengkritik Jusuf Kalla adalah Akbar Tandjung. Mantan Ketua Umum Partai Golkar ini mengungkit bahwa Jusuf Kalla tidak memenuhi target suara sebesar 30% dan hanya mendapat 14 persen di pemilu lalu. Padahal di pemilu 2004, Golkar meraih 21 %.Sementara itu Agung Laksono lebih halus menyerang. Saat penentuan calon presiden Golkar, Ketua DPR ini mendorong-dorong agar Golkar merapat ke SBY dan Demokrat dan mengusung kembali duet SBY-Kalla. Aburizal Bakrie tak terdengar suaranya dan lebih sering di belakang layar.Jusuf Kalla kembali terpuruk di bawah kejayaan SBY pada pemilihan presiden 8 Juli kemarin. Meski banyak kalangan menganggap popularitas Jusuf Kalla diperkirakan meningkat karena sering tampil segar dan lugas pada acara debat capres, namun kenyataan di bawah hasil hitung cepat atau quick count, Jusuf Kalla yang berpasangan dengan Wiranto kalah telak.Lalu, konsekuensi yang tentu tidak mengenakkan bagi Golkar saat ini adalah kesempatan luas untuk terlempar dari kekuasaan, karena menyeberang dan memutuskan untuk bertarung dengan SBY, Demokrat, serta partai koalisinya. Untuk bisa bersatu lagi dengan mantan musuh, tentu perlu kemurahan hati para pemenang dan obat penahan rasa malu dengan dosis tinggi bagi elit Golkar.Tapi pintu kekuasaan bukan sudah tertutup bagi Golkar. Adanya unsur Golkar yang bakal diterima kembali berada di barisan pemerintahan SBY mendatang, saat ini masih terbuka, dan bukan hal yang mustahil.Indikasinya yang paling mudah tentu adalah obrolan SBY dan Jusuf Kalla melalui telepon pada Kamis pekan lalu. SBY membuat Jusuf Kalla tersanjung dengan menyatakan bahwa Jusuf Kalla masih dibutuhkan negara. Lalu timbul dugaan SBY siap memboyong kembali Jusuf Kalla sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Presiden di pemerintahannya nanti. Inilah secuil kemurahan hati pemenang yang bisa 'menolong' Golkar.Ketua DPP Golkar yang selama ini dekat dengan SBY, Muladi menyambut wacana kembalinya Golkar ke pemerintahan. Muladi tidak peduli meski Golkar pernah berbeda sudut di ring pilpres dengan Demokrat. "Golkar memang tidak punya tradisi oposisi," kata Muladi dalam sebuah wawancara beberapa waktu lalu. Muladi tentu tidak sendiri, sejumlah elit partai yang menjadi pembantu SBY di kabinet nampaknya sebelas dua belas alias lebih memilih kembali merapat ke kekuasaan yang hampir pasti jatuh ke genggaman SBY.Pil dosis antimalu mudah saja ditelan agar bisa dengan santai masuk kembali ke barisan SBY. Namun reaksi keras tentu bakal bermunculan dari penyokong SBY khususnya yang dari awal menentang kehadiran Golkar di kubu SBY, yaitu PKS. Belum lagi sejumlah kader yang merasa penting untuk membela harga diri partai.Partai Golkar penting untuk membuktikan diri bahwa Golkar adalah Partai baru yang telah meninggalkan warisan Orde Baru dan siap memajukan bangsa, seperti motonya yang sering didengungkan pascareformasi.Menjelang pemerintahan 2009-2014 adalah titik bersejarah bagi Partai Golkar untuk memberikan nuansa yang berbeda dalam berpolitik, dan menyingkirkan anggapan bahwa Golkar adalah partai yang hanya berisi kader-kader oportunis yang haus kekuasaan.Namun itu masih tergantung siapa yang dapat merebut kendali partai. Kubu yang ingin merapat ke pemerintah, atau yang ingin mencoba jalan baru sebagai oposisi. Jadi tidaknya munaslub bisa jadi menentukan jawaban atas pertanyaan itu. (fit) OKezone

Catatan Redaksi : Momentum Golkar untuk Tampil Beda

Catatan Redaksi
Momentum Golkar untuk Tampil Beda
Senin, 13 Juli 2009 - 16:02 wib
Setidaknya ada tiga persoalan sekarang yang melibat Partai Beringin. Yaitu, kekalahan meraih suara maksimal di pemilihan legislatif dan pemilihan presiden, isu musyawarah nasional luar biasa (munaslub), dan persoalan positioning usai kegagalan yang berturut-turut itu.Isu munaslub mencuat karena sebagian elit Golkar merasa tidak puas dengan kepemimpinan Jusuf Kalla. Tiga tokoh yang disebut-sebut mendorong adanya munaslub itu adalah Agung Laksono, Aburizal Bakrie, dan Akbar Tandjung.Dari ketiga tokoh ini yang terang-terangan berani mengkritik Jusuf Kalla adalah Akbar Tandjung. Mantan Ketua Umum Partai Golkar ini mengungkit bahwa Jusuf Kalla tidak memenuhi target suara sebesar 30% dan hanya mendapat 14 persen di pemilu lalu. Padahal di pemilu 2004, Golkar meraih 21 %.Sementara itu Agung Laksono lebih halus menyerang. Saat penentuan calon presiden Golkar, Ketua DPR ini mendorong-dorong agar Golkar merapat ke SBY dan Demokrat dan mengusung kembali duet SBY-Kalla. Aburizal Bakrie tak terdengar suaranya dan lebih sering di belakang layar.Jusuf Kalla kembali terpuruk di bawah kejayaan SBY pada pemilihan presiden 8 Juli kemarin. Meski banyak kalangan menganggap popularitas Jusuf Kalla diperkirakan meningkat karena sering tampil segar dan lugas pada acara debat capres, namun kenyataan di bawah hasil hitung cepat atau quick count, Jusuf Kalla yang berpasangan dengan Wiranto kalah telak.Lalu, konsekuensi yang tentu tidak mengenakkan bagi Golkar saat ini adalah kesempatan luas untuk terlempar dari kekuasaan, karena menyeberang dan memutuskan untuk bertarung dengan SBY, Demokrat, serta partai koalisinya. Untuk bisa bersatu lagi dengan mantan musuh, tentu perlu kemurahan hati para pemenang dan obat penahan rasa malu dengan dosis tinggi bagi elit Golkar.Tapi pintu kekuasaan bukan sudah tertutup bagi Golkar. Adanya unsur Golkar yang bakal diterima kembali berada di barisan pemerintahan SBY mendatang, saat ini masih terbuka, dan bukan hal yang mustahil.Indikasinya yang paling mudah tentu adalah obrolan SBY dan Jusuf Kalla melalui telepon pada Kamis pekan lalu. SBY membuat Jusuf Kalla tersanjung dengan menyatakan bahwa Jusuf Kalla masih dibutuhkan negara. Lalu timbul dugaan SBY siap memboyong kembali Jusuf Kalla sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Presiden di pemerintahannya nanti. Inilah secuil kemurahan hati pemenang yang bisa 'menolong' Golkar.Ketua DPP Golkar yang selama ini dekat dengan SBY, Muladi menyambut wacana kembalinya Golkar ke pemerintahan. Muladi tidak peduli meski Golkar pernah berbeda sudut di ring pilpres dengan Demokrat. "Golkar memang tidak punya tradisi oposisi," kata Muladi dalam sebuah wawancara beberapa waktu lalu. Muladi tentu tidak sendiri, sejumlah elit partai yang menjadi pembantu SBY di kabinet nampaknya sebelas dua belas alias lebih memilih kembali merapat ke kekuasaan yang hampir pasti jatuh ke genggaman SBY.Pil dosis antimalu mudah saja ditelan agar bisa dengan santai masuk kembali ke barisan SBY. Namun reaksi keras tentu bakal bermunculan dari penyokong SBY khususnya yang dari awal menentang kehadiran Golkar di kubu SBY, yaitu PKS. Belum lagi sejumlah kader yang merasa penting untuk membela harga diri partai.Partai Golkar penting untuk membuktikan diri bahwa Golkar adalah Partai baru yang telah meninggalkan warisan Orde Baru dan siap memajukan bangsa, seperti motonya yang sering didengungkan pascareformasi.Menjelang pemerintahan 2009-2014 adalah titik bersejarah bagi Partai Golkar untuk memberikan nuansa yang berbeda dalam berpolitik, dan menyingkirkan anggapan bahwa Golkar adalah partai yang hanya berisi kader-kader oportunis yang haus kekuasaan.Namun itu masih tergantung siapa yang dapat merebut kendali partai. Kubu yang ingin merapat ke pemerintah, atau yang ingin mencoba jalan baru sebagai oposisi. Jadi tidaknya munaslub bisa jadi menentukan jawaban atas pertanyaan itu. (fit) OKezone

Pilpres 2009, Kemanangan Seluruh Rakyat Indonesia

Kamis, 16 Juli 2009 14:56 wib
Opini Pembaca
Pilpres 2009, Kemenangan Seluruh Rakyat Indonesia
Pesta demokrasi untuk memilih presiden dan wakil presiden RI 2009-2014 telah kita lakukan pada 8 Juli lalu. Berdasarkan perhitungan suara cepat (quick count) yang dilakukan oleh sejumlah lembaga survei secara nasional menempatkan pasangan capres dan cawapres Susilo Bambang Yudoyono dan Boediono sebagai pemenangnya dengan meraup lebih dari 60 persen suara.Kemenangan sementara pasangan SBY-Boediono tentu bukan merupakan kemenangan partai Demokrat dan partai koalisinya. Lebih dari itu, kemenangan tersebut adalah kemenangan seluruh rakyat Indonesia tanpa terkecuali. Seluruh rakyat Indonesia, baik yang sebelumnya mendukungkandidat presiden dari kubu lain maupun rakyat yang mewakili golongan putih (Golput) tetap harus bersuka cita atas kemenangan presiden terpilih.Kita patut berbangga sebab inilah kali kedua rakyat Indonesia diberi kesempatan secara langsung untuk memilih presidennya secara langsung. Sejak gerbang reformasi dibuka 11 tahun yang lalu, rakyat Indonesia sudah memiliki kesempatan yang jauh lebih luas untuk menyampaikan aspirasinya secara langsung dan bebas tanpa bayang-bayang ancaman dan tindakan represif dari pihak penguasa. Kini siapa pun orangnya mempunyai hak untuk menentukanpilihannya sendiri tanpa adanya suatu paksaan. Hal demikian tentu jauh berbeda dengan kondisi di masa sebelum reformasi, baik di masa orde lama di bawah rezim demokrasiterpimpin Soekarno, maupun di masa orde baru di bawah rezim otoriter Soeharto.Pesta demokrasi di negeri ini adalah kemenangan bagi seluruh rakyat Indonesia. Dengan inilah, harapan besar kita amanatkan pada presiden dan wakil presiden terpilih.Karena mereka terpilih melalui proses demokrasi yang baik, sudah seharusnya mereka menunjukkan kinerja maksimalnya bagi negeri ini. Dalam sistem demokrasi, di mana NegaraIndonesia menganut sistem ini, presiden atau pemimpin terpilih menjadi pemimpin bagi seluruh rakyat.Hj Siti UmiyatiJl Raya Wangun-Tajur, Ciawi-Bogor

Antara Ke(se)wenangan Polisi

Opini
Antara Ke(se)wenangan Polisi
Kamis, 16 Juli 2009 - 09:50 wib
Maxim hukum itu tentu nyaring berkumandang di telinga mereka yang terjerat hukum karena memberikan tempat yang layak untuk berlindung.Tak seorang pun dapat dipaksa untuk menuduh dirinya sendiri. Namun, sayangnya, adagium itu tak berlaku universal. Di banyak negara, maxim tersebut hanya berlaku di keremangan ruang interogasi tanpa ada yang peduli. Hanya di negara demokrasi saja tersedia cukup ruang yang lapang bagi tegaknya maxim ini.Premis ini setidaknya mendapat pembenaran dari Slawomir Mrozek, yang pernah merasakan getirnya menjadi pesakitan di negara totaliter. Sastrawan Polandia ini mengalami kegetiran ketika Stalinisme berkuasa di negerinya. Polisi yang secara universal berfungsi to serve and to protect justru menjelma menjadi hantu penebar teror yang menakutkan.Polisi yang seharusnya menghamba pada kepentingan rakyat justru menjadi alat penguasa. Dalam kekuasaannya, polisi menjadi mesin pengusut yang manipulatif. Kejahatan menjadi sebuah kebutuhan bagi polisi untuk menjaga eksistensinya, juga sebagai penyambung hidup. Ketika kejahatan nyaris tak tersisa lagi, polisi bahkan menciptakan kejahatan itu sendiri.Sebab jika kejahatan musnah, polisi tak akan diperlukan lagi. Oleh karena itulah polisi membutuhkan penjahat, bahkan menciptakannya. Jangankan penjahat, mereka yang tak bersalah pun dipaksa mengakui kejahatan yang tak pernah dilakukannya. Di atas rekayasa kepolisian inilah naskah drama absurd Slawomir Mrozek lahir.Naskah berjudul Policja tersebut menjadi karya pertama Mrozek, juga menjadi rujukan bagi gugatan terhadap kepolisian. Gugatan semacam itu juga pernah dilantunkan di negeri kita ketika institusi kepolisian di bawah bayang-bayang kekuasaan dan tak kunjung diberi kemandirian. Namun kita cukup beruntung, kekhawatiran tersebut tak semuram yang digambarkan Mrozek.Kegetiran yang disuarakan Mrozek merupakan kerisauan yang telah lama didengungkan oleh Socrates. The Republic karya Plato memaparkan kecemasan Socrates akan kemungkinan penyalahgunaan diskresi kepolisian dalam diskusinya bersama Glaucon. Socrates dalam mitologi Yunani, Ring of Gyges, mengungkapkan kekhawatiran akan sebuah cincin yang memberikan kekuasaan serta kewenangan bagi pemakainya.Bagi Glaucon, terlampau naif jika pemakai cincin tersebut tak mengambil keuntungan dari kewenangan yang dimilikinya. Tak ada dalil yang masuk akal bagi pengguna cincin tersebut untuk selalu melakukan hal-hal yang baik saja. Socrates menampik pandangan itu karena nilai-nilai moralitas serta kehormatan akan mampu menisbikan godaan tersebut.Sekalipun Socrates mencoba menawarkan optimisme, semua orang tahu bahwa di lapangan polisi sangat menentukan "hidupmatinya" warga masyarakat. Setidaknya inilah pandangan James J Fyfe (1988). Tak aneh bila mereka yang tak melakukan kesalahan pun merasa enggan bersentuhan dengan polisi. Kewenangan menggeledah, merampas, menangkap, menyidik, menahan, dan bahkan menembak sekalipun memang mudah berubah menjadi kesewenangan.Tanpa menyaksikan pementasan teater absurd Slawomir Mrozek maupun membaca kegalauan Socrates, kita telah cukup merasakan kegetiran tersebut di panggung kehidupan dan lembaran keseharian kita di era yang lalu.Namun, ketika rezim berganti dan reformasi bergulir, drama tersebut seakan terus menghantui. Polri pun menyadari memang tak mudah menepis noktah masa lalu. Namun masyarakat pun harus belajar untuk melihat Polri dari perspektif yang berbeda.***Pada awal bulan ini Polri telah merayakan hari jadinya. Satir Mrozek telah terjawab dengan kemandirian Polri. Gerbong reformasi yang mendorong kemandirian tersebut direspons Polri dengan transisi loyalitas. Kini loyalitas Polri hanyalah pada hukum, bukan sebatas pada hierarki kepangkatan dan kepentingan masyarakat sebagai stakeholders menjadi tujuan awal sekaligus akhir dari pengabdian Polri.Di sisi lain, kerisauan Socrates dijawab Polri dengan meningkatkan akuntabilitas dan integritas anggotanya. Akuntabilitas dilakukan melalui reformasi birokrasi Polri, sedangkan integritas ditempuh melalui perubahan kultural serta peneguhan komitmen moral setiap anggota Polri.Memang, Polri telah berupaya keras dan berkesinambungan melakukan perubahan. Namun tentu tak semudah membalikkan telapak tangan. Peter Waddington (1999) setidaknya telah mengingatkan hal itu. Berdasarkan penelitian Waddington di sejumlah lembaga kepolisian, semakin ketat aturan yang dibuat untuk mengubah kultur polisi, semakin tergoda polisi untuk menerabas rambu tersebut.Di usia yang ke-63 tahun ini, tantangan terberat Polri memang bukan lagi dari faktor eksternal, tapi justru dalam menghadapi dirinya sendiri. Selain menjaga kamtibmas, polisi juga harus menjaga dirinya sendiri agar tak terjerembab dalam penyalahgunaan kewenangan. Hanya garis tipis yang memisahkan kewenangan dengan kesewenangan.Namun di usia yang semakin matang ini, setiap anggota Polri tentu lebih arif untuk melihat batas tersebut. Memang diperlukan kesabaran dan dukungan dari masyarakat serta tekad yang gigih dari Polri untuk tiba pada tujuan tersebut. A l'impossible nul n'est tenu. Tak seorang pun terikat pada kewajiban yang tak mungkin dilakukan. Maxim hukum ini mengisyaratkan bahwa dengan iktikad baik Polri akan mampu melakukan hal yang kerap dianggap mustahil. Dirgahayu Polri!(*)Brigjen Pol Budi GunawanKapolda Jambi

Antara Ke(se)wenangan Polisi

Opini
Antara Ke(se)wenangan Polisi
Kamis, 16 Juli 2009 - 09:50 wib
Maxim hukum itu tentu nyaring berkumandang di telinga mereka yang terjerat hukum karena memberikan tempat yang layak untuk berlindung.Tak seorang pun dapat dipaksa untuk menuduh dirinya sendiri. Namun, sayangnya, adagium itu tak berlaku universal. Di banyak negara, maxim tersebut hanya berlaku di keremangan ruang interogasi tanpa ada yang peduli. Hanya di negara demokrasi saja tersedia cukup ruang yang lapang bagi tegaknya maxim ini.Premis ini setidaknya mendapat pembenaran dari Slawomir Mrozek, yang pernah merasakan getirnya menjadi pesakitan di negara totaliter. Sastrawan Polandia ini mengalami kegetiran ketika Stalinisme berkuasa di negerinya. Polisi yang secara universal berfungsi to serve and to protect justru menjelma menjadi hantu penebar teror yang menakutkan.Polisi yang seharusnya menghamba pada kepentingan rakyat justru menjadi alat penguasa. Dalam kekuasaannya, polisi menjadi mesin pengusut yang manipulatif. Kejahatan menjadi sebuah kebutuhan bagi polisi untuk menjaga eksistensinya, juga sebagai penyambung hidup. Ketika kejahatan nyaris tak tersisa lagi, polisi bahkan menciptakan kejahatan itu sendiri.Sebab jika kejahatan musnah, polisi tak akan diperlukan lagi. Oleh karena itulah polisi membutuhkan penjahat, bahkan menciptakannya. Jangankan penjahat, mereka yang tak bersalah pun dipaksa mengakui kejahatan yang tak pernah dilakukannya. Di atas rekayasa kepolisian inilah naskah drama absurd Slawomir Mrozek lahir.Naskah berjudul Policja tersebut menjadi karya pertama Mrozek, juga menjadi rujukan bagi gugatan terhadap kepolisian. Gugatan semacam itu juga pernah dilantunkan di negeri kita ketika institusi kepolisian di bawah bayang-bayang kekuasaan dan tak kunjung diberi kemandirian. Namun kita cukup beruntung, kekhawatiran tersebut tak semuram yang digambarkan Mrozek.Kegetiran yang disuarakan Mrozek merupakan kerisauan yang telah lama didengungkan oleh Socrates. The Republic karya Plato memaparkan kecemasan Socrates akan kemungkinan penyalahgunaan diskresi kepolisian dalam diskusinya bersama Glaucon. Socrates dalam mitologi Yunani, Ring of Gyges, mengungkapkan kekhawatiran akan sebuah cincin yang memberikan kekuasaan serta kewenangan bagi pemakainya.Bagi Glaucon, terlampau naif jika pemakai cincin tersebut tak mengambil keuntungan dari kewenangan yang dimilikinya. Tak ada dalil yang masuk akal bagi pengguna cincin tersebut untuk selalu melakukan hal-hal yang baik saja. Socrates menampik pandangan itu karena nilai-nilai moralitas serta kehormatan akan mampu menisbikan godaan tersebut.Sekalipun Socrates mencoba menawarkan optimisme, semua orang tahu bahwa di lapangan polisi sangat menentukan "hidupmatinya" warga masyarakat. Setidaknya inilah pandangan James J Fyfe (1988). Tak aneh bila mereka yang tak melakukan kesalahan pun merasa enggan bersentuhan dengan polisi. Kewenangan menggeledah, merampas, menangkap, menyidik, menahan, dan bahkan menembak sekalipun memang mudah berubah menjadi kesewenangan.Tanpa menyaksikan pementasan teater absurd Slawomir Mrozek maupun membaca kegalauan Socrates, kita telah cukup merasakan kegetiran tersebut di panggung kehidupan dan lembaran keseharian kita di era yang lalu.Namun, ketika rezim berganti dan reformasi bergulir, drama tersebut seakan terus menghantui. Polri pun menyadari memang tak mudah menepis noktah masa lalu. Namun masyarakat pun harus belajar untuk melihat Polri dari perspektif yang berbeda.***Pada awal bulan ini Polri telah merayakan hari jadinya. Satir Mrozek telah terjawab dengan kemandirian Polri. Gerbong reformasi yang mendorong kemandirian tersebut direspons Polri dengan transisi loyalitas. Kini loyalitas Polri hanyalah pada hukum, bukan sebatas pada hierarki kepangkatan dan kepentingan masyarakat sebagai stakeholders menjadi tujuan awal sekaligus akhir dari pengabdian Polri.Di sisi lain, kerisauan Socrates dijawab Polri dengan meningkatkan akuntabilitas dan integritas anggotanya. Akuntabilitas dilakukan melalui reformasi birokrasi Polri, sedangkan integritas ditempuh melalui perubahan kultural serta peneguhan komitmen moral setiap anggota Polri.Memang, Polri telah berupaya keras dan berkesinambungan melakukan perubahan. Namun tentu tak semudah membalikkan telapak tangan. Peter Waddington (1999) setidaknya telah mengingatkan hal itu. Berdasarkan penelitian Waddington di sejumlah lembaga kepolisian, semakin ketat aturan yang dibuat untuk mengubah kultur polisi, semakin tergoda polisi untuk menerabas rambu tersebut.Di usia yang ke-63 tahun ini, tantangan terberat Polri memang bukan lagi dari faktor eksternal, tapi justru dalam menghadapi dirinya sendiri. Selain menjaga kamtibmas, polisi juga harus menjaga dirinya sendiri agar tak terjerembab dalam penyalahgunaan kewenangan. Hanya garis tipis yang memisahkan kewenangan dengan kesewenangan.Namun di usia yang semakin matang ini, setiap anggota Polri tentu lebih arif untuk melihat batas tersebut. Memang diperlukan kesabaran dan dukungan dari masyarakat serta tekad yang gigih dari Polri untuk tiba pada tujuan tersebut. A l'impossible nul n'est tenu. Tak seorang pun terikat pada kewajiban yang tak mungkin dilakukan. Maxim hukum ini mengisyaratkan bahwa dengan iktikad baik Polri akan mampu melakukan hal yang kerap dianggap mustahil. Dirgahayu Polri!(*)Brigjen Pol Budi GunawanKapolda Jambi

Sofyan Wanandi : Sertifikasi Perusahaan Penting

Sofyan Wanandi: Sertifikasi Perusahaan Penting
Rabu, 1 Juli 2009 - 10:58 wib
Sofyan Wanandi. (Foto: Koran SI)
DEPOK - Saat ini, banyak perusahaan yang kurang mengerti mengenai hubungan industrial dalam mengatasi segala macam permasalahan dengan para buruh. Hal itu disebabkan situasi ekonomi yang terus berubah, serta diikuti juga dengan perubahan Undang-Undang Ketenagakerjaan. Salah satu permasalahan yang paling sering diusung oleh para buruh adalah penghapusan sistem kerja kontrak (outsourcing). Karena itu, Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) bekerjasama dengan perguruan tinggi untuk mendidik dan memberikan sertifikasi kepada para pimpinan perusahaan sebagai langkah preventif.Berikut petikan wawancara okezone dengan Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Sofyan Wanandi, Selasa 30 Juni 2009 di Fakultas Hukum Universitas Indonesia Depok.Apakah sistem kerja kontrak (Outsourcing) dapat dihapus?Sistem outsourcing tidak pernah bisa dihapuskan, di dunia pun ada, di mana pun ada. Seperti konstruksi membuat bangunan, tidak bisa pakai pekerja tetap karena bangunan selesai dibangun dalam dua tahun, cuma pekerjaan inti harus diusahakan, jangan dilakukan outsourcing.Seberapa efektif keberadaan serikat pekerja di perusahaan?Memang harus diperbaiki undang-undangnya, tidak bisa dibilang semua Serikat Pekerja (SP) mengubah UU itu, di mana sepuluh orang buruh bisa bikin SP. Kita mau SP terdiri dari anggota di dalam perusahaan dan mereka bekerja di perusahaan tersebut, karena banyak SP berasal dari LSM yang hanya teriak-teriak saja di jalan, yang tidak pernah bekerja di perusahaan kita. Bagaimana kita mau deal? Capek kita urusin mereka.Bagaimana undang-undang mengatur serikat pekerja?SP adalah mitra perusahaan, UU 21 tentang SPSB menyebutkan sekurang-kurangnya sepuluh orang bisa mendirikan SP, bahkan tanpa izin, jadi bisa berapa puluh SP? UU mengamanatkan SP dibentuk oleh, dan dari buruh, namun UU juga memperbolehkan orang-orang di luar perusahaan mendirikan SP. Makanya sekarang ini orang nggak mau lagi investasi di perusahaan yang banyak buruhnya. Kalau mereka outsourcing, kasihan buruhnya, atau kita akan lebih banyak pakai mesin daripada manusia.Langkah apa yang harus dilakukan untuk mencegah permasalahan?Ke depan, kita akan memberikan sertifikasi bagi tenaga-tenaga professional dan praktisi di perusahaan, banyak sekali perusahaan anggota kita yang tidak mengerti hubungan industrial, kalau ada ribut sama buruh, baru datang ke kita minta tolong. Karena itu kami bekerja sama dengan pihak perguruan tinggi seperti FH UI, untuk mendidik tenaga-tenaga hubungan industri dan masalah dengan buruh sekecil apapun dapat dihindari.Apa pentingnya sertifikasi?Sertifikasi penting sekali. Kalau ini sukses, semua perusahaan yang memiliki masalah dengan buruh kalau dapat mengerti persoalan, jadi ada preventif, sertifikasi ini penting, dan akan kita beritahukan kepada perusahaan anggota kita, bagian tenaga kerja, Human Resources, dan pimpinan perusahaan supaya selesaikan masalah, jangan kalau berkelahi baru mengadu kepada kami.(nov)

Sofyan Wanandi : Sertifikasi Perusahaan Penting

Sofyan Wanandi: Sertifikasi Perusahaan Penting
Rabu, 1 Juli 2009 - 10:58 wib
Sofyan Wanandi. (Foto: Koran SI)
DEPOK - Saat ini, banyak perusahaan yang kurang mengerti mengenai hubungan industrial dalam mengatasi segala macam permasalahan dengan para buruh. Hal itu disebabkan situasi ekonomi yang terus berubah, serta diikuti juga dengan perubahan Undang-Undang Ketenagakerjaan. Salah satu permasalahan yang paling sering diusung oleh para buruh adalah penghapusan sistem kerja kontrak (outsourcing). Karena itu, Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) bekerjasama dengan perguruan tinggi untuk mendidik dan memberikan sertifikasi kepada para pimpinan perusahaan sebagai langkah preventif.Berikut petikan wawancara okezone dengan Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Sofyan Wanandi, Selasa 30 Juni 2009 di Fakultas Hukum Universitas Indonesia Depok.Apakah sistem kerja kontrak (Outsourcing) dapat dihapus?Sistem outsourcing tidak pernah bisa dihapuskan, di dunia pun ada, di mana pun ada. Seperti konstruksi membuat bangunan, tidak bisa pakai pekerja tetap karena bangunan selesai dibangun dalam dua tahun, cuma pekerjaan inti harus diusahakan, jangan dilakukan outsourcing.Seberapa efektif keberadaan serikat pekerja di perusahaan?Memang harus diperbaiki undang-undangnya, tidak bisa dibilang semua Serikat Pekerja (SP) mengubah UU itu, di mana sepuluh orang buruh bisa bikin SP. Kita mau SP terdiri dari anggota di dalam perusahaan dan mereka bekerja di perusahaan tersebut, karena banyak SP berasal dari LSM yang hanya teriak-teriak saja di jalan, yang tidak pernah bekerja di perusahaan kita. Bagaimana kita mau deal? Capek kita urusin mereka.Bagaimana undang-undang mengatur serikat pekerja?SP adalah mitra perusahaan, UU 21 tentang SPSB menyebutkan sekurang-kurangnya sepuluh orang bisa mendirikan SP, bahkan tanpa izin, jadi bisa berapa puluh SP? UU mengamanatkan SP dibentuk oleh, dan dari buruh, namun UU juga memperbolehkan orang-orang di luar perusahaan mendirikan SP. Makanya sekarang ini orang nggak mau lagi investasi di perusahaan yang banyak buruhnya. Kalau mereka outsourcing, kasihan buruhnya, atau kita akan lebih banyak pakai mesin daripada manusia.Langkah apa yang harus dilakukan untuk mencegah permasalahan?Ke depan, kita akan memberikan sertifikasi bagi tenaga-tenaga professional dan praktisi di perusahaan, banyak sekali perusahaan anggota kita yang tidak mengerti hubungan industrial, kalau ada ribut sama buruh, baru datang ke kita minta tolong. Karena itu kami bekerja sama dengan pihak perguruan tinggi seperti FH UI, untuk mendidik tenaga-tenaga hubungan industri dan masalah dengan buruh sekecil apapun dapat dihindari.Apa pentingnya sertifikasi?Sertifikasi penting sekali. Kalau ini sukses, semua perusahaan yang memiliki masalah dengan buruh kalau dapat mengerti persoalan, jadi ada preventif, sertifikasi ini penting, dan akan kita beritahukan kepada perusahaan anggota kita, bagian tenaga kerja, Human Resources, dan pimpinan perusahaan supaya selesaikan masalah, jangan kalau berkelahi baru mengadu kepada kami.(nov)

TVOne & Detikcom Media Terbaik Pelipat Pilpres 2009

Kamis, 16/07/2009 12:50 WIB
TVOne & detikcom Media Terbaik Peliputan Pilpres 2009
detikPemilu
Penganugerahan Strategy PR
Jakarta - Media apa yang terbaik dalam peliputan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2009? Strategy PR memilih TVOne, detikcom, Rakyat Merdeka, dan Elshinta.TVone mewakili media televisi, detikcom mewakili media online, Rakyat Merdeka mewakili media cetak, dan Elshinta mewakili media radio. Penganugerahan penghargaan ini diberikan oleh CEO Strategy PR Bambang Sutrisno, di RM Sindang Reret, Jalan Wijaya I, Jakarta Selatan, Kamis (16/7/2009). Selain penganugerahan media massa terbaik, Strategy PR juga memberikan penghargaan kepada sejumlah tokoh sebagai komunikator terbaik. Mereka adalah:1. Andi Nurpati Baharudin (KPU)2. Burhanudin Muhtadi (Lembaga Survei Indonesia)3. Fadli Zon (tim sukses Mega-Prabowo)4. Anas Urbaningrum (tim sukses SBY-Boediono)5. Indra J Piliang (tim sukses JK-Wiranto). Keempat media, TVOne, detikcom, Rakyat Merdeka, dan Radio Elssinta dinilai Strategy PR sebagai media yang paling aktif dalam memberitakan Pilpres 2009. Media dinilai berperan besar dalam menyampaikan pesan-pesan politik kepada masyarakat. Berdasarkan riset Strategy PR, detikcom dinilai sebagai media massa yang paling cepat memberitakan Pilpres 2009. Bahkan dibanding media cetak dan media online lainnya, detikcom menjadi media internet yang memiliki berita paling banyak. "Dari data ini, detikcom menjadi media yang paling banyak memberitakan berita Pemilu. Dari sisi narasumber berita, detikcom juga tercatat paling banyak," kata Direktur STrategy PR Ali Nurdin, saat memaparkan hasil risetnya.( asy / nwk )

Isu TK Minta PDIP Merapat ke SBY, Gerindra Anggap SMS TK Hanya Humor

Kamis, 16/07/2009 13:00 WIB
Isu TK Minta PDIP Merapat ke SBY Gerindra Anggap SMS TK
Hanya Rumor Amanda Ferdina - detikPemilu
foto: dok.detikcom
Jakarta - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon meyakini SMS Ketua Dewan Pertimbangan Pusat (Deperpu) PDIP Taufiq Kiemas (TK) yang menginstruksikan agar PDIP merapat ke pemerintahaan SBY tidak benar. SMS itu dianggapnya sebagai rumor belaka."Itu rumor. Saya kemarin ketemu dengan beliau di rakernas. Sama sekali tidak begitu," ujar Fadli.Fadli mengatakan itu usai acara penganugerahan media dan komunikator terbaik Pilpres 2009 di Rumah Makan Sindang Reret, Jl Wijaya I, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Kamis (16/7/2009).Menurut Fadli, PDIP bersama Gerindra akan terus menempuh jalur hukum dan menyatakan sikap politik. "Saya kira sejauh ini informasi dari Pak TK dan Bu Mega itu tidak ada," imbuh dia.Namun Fadli mengaku tidak mengetahui posisi PDIP ke depannya, apakah akan mendukung pemerintah atau kembali menjadi partai oposisi."Kita tidak tahu apakah oposisi atau ke pemerintah karena belum selesai. Siapa tahu nanti bisa dibuktikan diputaran kedua dan kita menang, bisa saja memerintah," katanya.Berikut isi SMS yang beredar:Arahan Ketua Deperpu (H. Taufiq Kiemas): Diperintahkan kepada seluruh kader PDIP untuk sepenuhnya tunduk kepada keputusan DPP dan Deperpu. Sikap oposisi selama 5 tahun ternyata tidak membuat kita dekat dengan rakyat, oleh karenanya diperlukan langkah nyata untuk kembali dekat dengan rakyat dengan cara membuka diri berkoalisi dengan presiden yang dipilih oleh rakyat. Salam merdeka.( nik / iy )

SBY - Boediono Unggul di Palembang

Kamis, 16/07/2009 15:10 WIB
SBY-Boediono Unggul di Palembang
Taufik Wijaya - detikPemilu
Palembang - Pasangan capres-cawapres Susilo Bambang Yudhoyono(SBY)-Boediono meraih suara terbanyak di Palembang. Hal ini berdasarkan rekapitulasi suara Komisi Pemilihan Umum (KPU) Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel).Di kota pempek ini, pasangan nomor 2 itu mengungguli para rivalnya, Megawati Soekarnoputri-Prabowo Subianto serta Jusuf Kalla (JK)-Wiranto.Bahkan, SBY-Boediono unggul di setiap kecamatan di Palembang yakni 16 kecamatan. Berdasarkan hasil rekapitulasi yang dilakukan di KPUD Palembang, Kamis (16/07/2009), SBY-Boediono meraih 435.702 suara, Mega-Prabowo meraih 237.684 suara dan JK-Wiranto meraih 46.336 suara.“Berdasarkan hasil rekap tersebut, SBY-Boediono dinyatakan meraih suara terbanyak di Kota Palembang. Kedua pasangan Mega-Prabowo dan ketiga pasangan JK-Wiranto," kata Ketua KPUD Palembang Eftiyani di kantornya, Kamboja, Palembang seusai rekapitulasi.Rekap secara umum berjalan lancar, aman dan tertib. Rekap dimulai sekitar pukul 09.00 WIB dan selesai sekitar pukul 11.00 WIB. Selama berlangsung, rekap di bawah penjagaan dari satuan Kepolisian dan Brimob.Seluruh saksi dari masing-masing pasangan calon hadir mengikuti rekap tersebut. Namun selama rekap berlangsung tidak ada protes ataupun sanggahan dari para saksi pasangan calon.Pakaian AdatRekap suara dilaksanakan di halaman Kantor KPUD Palembang, Kamboja, Palembang, di bawah beberapa unit tenda yang telah disiapkan.Pelaksana rekap yang terdiri dari lima anggota KPUD Palembang, Sekretaris KPUD Palembang, serta para staf Sekretariat KPUD Palembang bergaya khusus tradisional. Masing-masing mengenakan tanjak bagi yang pria.Selain itu empat anggota KPUD Palembang dan sekretaris mengenakan jas. Sedangkan dua staf sekretariat KPUD Palembang yang perempuan mengenakan pakaian tradisional seperti yang dipakai penari Gending Sriwijaya. Suasana rekap layaknya seperti mau ada hajatan perkawinan.( tw / nwk )

LSI : 80 Persen Masyarakat Nilai Pemilu Jurdil

Kamis, 16/07/2009 15:30 WIB
LSI: 80 Persen Masyarakat Nilai Pemilu Jurdil
Hery Winarno - detikPemilu
Jakarta - Dari hasil survei yang dilakukan oleh Lembaga Survei Indonesia (LSI), Pemilu Legislatif (Pileg) dan Pemilihan Presiden (Pilpres) telah dilakukan secara jujur dan adil (jurdil). Ini membantah tudingan elit politik tertentu yang selama ini mengatakan sebaliknya."Di tingkat elit mengatakan, jika pemilu tidak berjalan dengan jujur dan adil, tapi ini terbantahkan dari penelitian kami yang mengatakan masyarakat lebih memilih jika pemilu itu jujur dan adil," ujar Direktur Eksekutif LSI Kuskrido Ambardi di kantornya, Jl Lembang Terusan, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (16/7/2009).Menurut dia, masyarakat sebagai pemilih menilai pemilu itu sangat jujur dan adil. Dari data LSI, 80 persen masyarakat menilai jika pelaksanaan Pileg dan Pilpres sangat jurdil. Data lainnya, 85 persen mengatakan puas dengan pelaksanaan demokrasi di Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ada dua. Pertama, lewat exit poll yang dilakukan pada tanggal 9 April 2009 dan 8 Juli 2009. Untuk Pileg, setiap satu TPS diambil dua responden dari 2.100 TPS di Indonesia. Dengan marjin eror kurang lebih 1,7 persen dan tingkat kepercayaan mencapai 95 persen. Untuk exit poll yang dilakukan pada Pilpres, satu TPS satu orang sampel dengan jumlah TPS yang sama. Marjin eror 2,4 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.Metode kedua adalah post election survey dengan jumlah sampel 2.000 TPS. Marjin eror 2,4 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.Terkait hasil ini, pakar filsafat politik UI Rocky Gerung menilai adanya perbedaan cara pandang masyarakat dan para elit politik. Masyarakat dipandang lebih mampu menilai secara obyektif."Kalau protes elit adalah protes yang ditunggangi kepentingan, sehingga ada perbedaan," ucapnya.( mad / iy )

LSI : 80 Persen Masyarakat Nilai Pemilu Jurdil

Kamis, 16/07/2009 15:30 WIB

LSI: 80 Persen Masyarakat Nilai Pemilu Jurdil

Hery Winarno - detikPemilu
Jakarta - Dari hasil survei yang dilakukan oleh Lembaga Survei Indonesia (LSI), Pemilu Legislatif (Pileg) dan Pemilihan Presiden (Pilpres) telah dilakukan secara jujur dan adil (jurdil). Ini membantah tudingan elit politik tertentu yang selama ini mengatakan sebaliknya."Di tingkat elit mengatakan, jika pemilu tidak berjalan dengan jujur dan adil, tapi ini terbantahkan dari penelitian kami yang mengatakan masyarakat lebih memilih jika pemilu itu jujur dan adil," ujar Direktur Eksekutif LSI Kuskrido Ambardi di kantornya, Jl Lembang Terusan, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (16/7/2009).Menurut dia, masyarakat sebagai pemilih menilai pemilu itu sangat jujur dan adil. Dari data LSI, 80 persen masyarakat menilai jika pelaksanaan Pileg dan Pilpres sangat jurdil. Data lainnya, 85 persen mengatakan puas dengan pelaksanaan demokrasi di Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ada dua. Pertama, lewat exit poll yang dilakukan pada tanggal 9 April 2009 dan 8 Juli 2009. Untuk Pileg, setiap satu TPS diambil dua responden dari 2.100 TPS di Indonesia. Dengan marjin eror kurang lebih 1,7 persen dan tingkat kepercayaan mencapai 95 persen. Untuk exit poll yang dilakukan pada Pilpres, satu TPS satu orang sampel dengan jumlah TPS yang sama. Marjin eror 2,4 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.Metode kedua adalah post election survey dengan jumlah sampel 2.000 TPS. Marjin eror 2,4 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.Terkait hasil ini, pakar filsafat politik UI Rocky Gerung menilai adanya perbedaan cara pandang masyarakat dan para elit politik. Masyarakat dipandang lebih mampu menilai secara obyektif."Kalau protes elit adalah protes yang ditunggangi kepentingan, sehingga ada perbedaan," ucapnya.( mad / iy )

Presiden USA Barack Obama dengan Piplres Indonesia 2009

PKS: Semua Juga Dekat dengan AS
Rafiqa Qurrata A'yun
Tifatul Sembirin(inilah.com /Raya Abdullah)
INILAH.COM, Jakarta - Kemenangan SBY dalam pilpres 2009 membuat Presiden AS Barack Obama terkesan. Kubu SBY menyebut ada kedekatan personal antara SBY dengan Obama. Sesungguhnya, seperti apa hubungan SBY dengan Obama?
"Ya seperti SBY dengan Obama. Seperti begitu saja, hubungan pemimpin dua negara besar. Amerika itu semua orang juga berhubungan," kata Presiden PKS Tifatul Sembiring kepada INILAH.COM di Jakarta, Kamis (16/7).
"Kedekatan apa sih? Amerika kan jauh dari sini, 27 jam lho," kelakar pria yang juga Wakil Ketua Dewan Pengarah Timkamnas SBY-Boediono ini.
Bagi Tifatul, ucapan selamat dari Obama bukan hal aneh karena sejumlah pemimpin negara juga juga memberi ucapan atas kemenangan SBY yang ditunjukkan dari hasil quick count.
Sebelumnya, Ketua FPPP Lukman Hakiem Saefuddin menyebut ucapan selamat dari Obama kepada SBY menandakan keduanya mempunyai hubungan kedekatan secara personal.
"Ucapan itu adalah bentuk persahabatan yang baik di antara keduanya. Itu artinya mereka berdua mempunyai hubungan kedekatan secara personal," ujar Lukman. [fiq/ana]
16/07/2009 - 09:58

PKS Tak Khawatir SBY-AS Akrab
Rafiqa Qurrata A'yun
Tifatul Sembiring(inilah.com /Dokumen)
INILAH.COM, Jakarta - Ucapan selamat dari Presiden AS Barack Obama kepada SBY disebut-sebut menandakan kedekatan spesial antara SBY dengan Negeri Paman Sam itu. Namun PKS tidak khawatir kedekatan itu akan mempengaruhi sikap SBY pada perjuangan negara-negara Islam di Timur Tengah.
"Saya kira itu tidak ada masalah. Ya itu ucapan selamat saja kok, wajar-wajar saja. Waktu Obama menang juga SBY ngasih selamat," kata Presiden PKS Tifatul Sembiring kepada INILAH.COM di Jakarta, Kamis (16/7).
Tifatul membantah ucapan selamat itu terlalu dini dan menunjukkan adanya intervensi asing dalam pilpres di Indonesia. Bagi Tifatul, ucapan selamat itu biasa saja dalam diplomasi.
"Yang memberi selamat ke SBY juga bukan hanya Obama, tapi juga pemimpin-pemimpin seluruh dunia. Presiden Palestina Mahmoud Abbas saja ngasih selamat kok. Saya rasa ucapan selamat adalah hal-hal yang lumrah dalam hubungan antar negara," imbuhnya.
Meski Bawaslu masih memproses berbagai kasus dugaan kecurangan, namun Obama menyebut Pilpres 8 Juli lalu sebagai pilpres yang bebas dan fair. Tifatul menilai pernyataan itu wajar karena Obama tidak tahu persis situasi di Indonesia.
"Ya kan tidak semua orang tahu situasi di Indonesia. Mereka tidak tahu banyak apa yang di sini," ujarnya. [fiq/ana]
15/07/2009 - 19:18

Pram: Selamat Obama Too Early
Abdullah Mubarok
Pramono Anung(inilah.com/ Wirasatria)
INILAH.COM, Jakarta - Ucapan selamat Presiden Amerika Serikat Barack Obama atas kemenangan sementara capres SBY boleh-boleh saja dilakukan. Namun, seyogyanya presiden kulit hitam pertama AS itu juga harus menunggu perhitungan resmi KPU selesai.
"Proses politik sedang berjalan sehingga ucapan resmi dilakukan setelahnya. Too early-lah kalau sekarang," kata Sekjen PDIP Pramono Anung usai rakernas VI PDIP di kantor DPP PDIP, Jakarta, Rabu (15/7).
Dijelaskan Pram, proses pelaksanaan pemilu di negeri Paman Sam dengan Indonesia berbeda. AS sudah mengunakan teknologi komputer secara maksimal.
"Di sana sudah computerize hari itu selesai bisa langsung diketahui. Kita kan manual. Ada satu kabupaten di papua yang belum pemungutan," pungkasnya. [bar/jib]
15/07/2009 - 16:16

Gerindra: Selamat Obama ke SBY Skenario
Mevi Linawati
Fadli Zon
INILAH.COM, Jakarta - Meski melalui keterangan terulis Gedung Putih, Presiden AS Barack Hussein Obama menyampaikan selamat atas kemenangan sementara SBY. Namun ucapan tersebut dianggap skenario dari tim kampanye nasional SBY-Boediono.
"Saya yakin ada usaha-usaha pro aktif dari tim kampanye nasional SBY-Boediono untuk mendapatkan ucapan selamat dari mana-mana," ujar Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon usai diskusi 'Kecurangan Pilpres 2009', di Jakarta, Rabu (15/7).
Fadli yang juga Sekretaris Umum timkamnas Mega-Prabowo ini sangat menyayangkan ucapan selamat tersebut. Karena, menurutnya hal itu terlalu dini untuk diberikan. "Prosesnya kan belum selesai (KPU). Mereka harus tau apa yang terjadi sebelum menyampaikan ucapan selamat," imbuh Fadli.
Dicontohkan dia, kejadian serupa terjadi ketika konferensi G-8. "Di konferensi G-8 itu tim sukses SBY ada usaha supaya Obama menelepon SBY," tandas Fadli.
Hari ini atau Selasa 14 Juli waktu AS, Obama memberikan pernyataan selamat untuk SBY yang dirilis oleh Gedung Putih. "Rakyat Indonesia telah menggelar suatu pemilihan umum yang bebas dan fair pada 8 Juli dan Presiden Yudhoyono telah memenangkan pemilu itu dengan sangat mengesankan," ucap Obama dalam keterangan tertulis tersebut. [jib]

Politik


var share_show = ['twitter', 'google', 'facebook'];
var share_icon_path = '/images/icons/';



15/07/2009 - 16:12

'Ucapan Selamat Obama Tak Istimewa'
Bachtiar Effendi(inilah.com/ Wirasatria)
INILAH.COM, Jakarta - Ucapan selamat Presiden Amerika Serikat Barack Obama atas terpilihnya kembali SBY sebagai Presiden Indonesia merupakan hal yang lumrah dalam dunia politik diplomasi. Ucapan selamat tersebut dinilai tidak memiliki implikasi apa-apa.
"Saya tidak melihat ada sesuatu yang istimewa dari ucapan selamat Presiden Barack Obama kepada SBY. Siapa pun yang terpilih sebagai presiden akan mendapat ucapan selamat dan menurut saya tidak ada implikasi apa-apa, tidak ada tindakan lanjutan," kata pengamat politik dari Universitas Indonesia Dr Bachtiar Effendi di Jakarta, Rabu (15/7).
Bachtiar Effendi, mengatakan justru menjadi hal yang aneh jika negara-negara tetangga dan sekutunya belum mengucapkan selamat kepada SBY sebagai presiden terpilih periode kedua.
Mengenai proses yang belum final, dia mengatakan, tidak mungkin Amerika Serikat harus menunggu hingga akhir Juli baru menyampaikan ucapan selamat kepada presiden terpilih.
"Saya tahu bahwa prosesnya belum selesai. Masih menunggu beberapa waktu lagi, tetapi dengan indikasi yang ada baik melalui penghitungan cepat maupun manual rasa-rasanya hasilnya tidak berbeda dratis," ujarnya.
Kalaupun hasil akhir penghitungan suara yang nantinya dilakukan KPU mengalami perubahan angka, dia yakin pasangan SBY-Budiono masih tetap memperoleh dukungan di atas 50 persen suara.
Barack Obama pada Selasa waktu AS, mengucapkan selamat atas terpilihnya kembali Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Presiden Indonesia pekan lalu dan menyatakan keinginan agar hubungan kedua negara bertambah kuat.
"Rakyat Indonesia mengadakan pemilihan yang berlangsung bebas dan jujur pada 8 Juli dan Presiden Yudhoyono telah menang dengan mengesankan," kata Obama dalama satu pernyataan yang disiarkan Gedung Putih.
"Saya sampaikan ucapan selamat secara pribadi kepada Presiden Yudhoyono dan menjelaskan keinginan Amerika untuk bekerja sama dengannya pada tahun-tahun mendatang, membangun hubungan lebih kuat antara kedua negara," kata Obama yang menghabiskan masa kecilnya di Indonesia. [*/ana]
15/07/2009 - 15:11

PD: Ucapan Selamat Obama Biasa Saja
Windi Widia Ningsih
Marzuki Alie(inilah.com/ Wirasatria)
INILAH.COM, Jakarta - Kemenangan SBY sebagai pemenang pilpres diakui oleh Presiden AS Barack Obama melalui pernyataan yang dirilis Gedung Putih. Bagi Partai Demokrat, tidak ada yang salah dengan ucapan selamat dari Obama.
"Sebagai negara sahabat boleh-boleh saja kan memberikan ucapan selamat. Nggak ada masalah kok. Kalau di luar negeri mengadakan pemilu, kita juga mengucapkan selamat kepada pemenang itu kan biasa nggak ada yang luar biasa," kata Sekjen Partai Demokrat Marzuki Alie kepada INILAH.COM di Gedung Bawaslu, Jakarta, Rabu (15/7).
Meski penghitungan suara yang dilakukan KPU belum selesai, Marzuki menilai ucapan selamat dari Obama sah-sah saja.
"Ya, mereka kan boleh-boleh saja. Mereka kan berdasarkan tinjauan, sebenarnya quick count itu telah membuktikan tidak pernah meleset. Obama itu sudah negara ke berapa, negara yang ke-9 atau yang ke-10. Sebelumnya negara-negara di sekitar ASEAN sudah mengucapkan selamat," jelas Marzuki. [fiq/ana]
15/07/2009 - 15:10

PDIP Ragukan Selamat Obama ke SBY
Vina Nurul Iklima
Ganjar Pranowo(Dok/Pribadi)
INILAH.COM, Jakarta - PDIP meragukan ucapan selamat Presiden AS Barack Obama ke SBY langsung dari mulut Obama. Jadi sebaiknya SBY menahan diri untuk menanggapi ucapan selamat tersebut.
"Saya sih melihatnya apa benar Obama menyampaikan, yang kedua bagaimana proses menyampaikannya itu. Apakah itu menjadi inisiatif dari Obama, atau ada komunikasi sebelumnya dengan orang lain, terus tiba-tiba by the way, mengucapkan," kata Sekretaris FPDIP Ganjar Pranowo di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (15/7).
Dia pun memberi contoh saat JK dan SBY berkomunikasi telepon beberapa saat lalu. Ganjar meragukan saat itu JK benar-benar mengucapkan selamat kepada SBY atas keunggulan perolehan suara SBY berdasarkan hasil quick count.
"Saya juga melihat ucapan dari Pak JK itu kan bukan dari Pak JK-nya, tapi ternyata Pak JK ditelepon balik dan dengan tidak enak mengucapkan juga," ungkapnya.
Meski tak melihat adanya indikasi AS mengintervensi RI, Ganjar berharap apa yang disampaikan Obama tidak menimbulkan konflik politik. Yang penting, harus diketahui apakah ucapan itu memang inisiatif dari Obama.
"Ucapan itu inisiatornya siapa? Sebaiknya ditunda dulu tanggapan soal ucapan itu, karena kan hasil rekapitulasi KPU kan juga belum keluar. Kalau inisiatornya itu Obama, berarti kan dia perhatian sama SBY, ada perhatian ya berarti mereka dekat," tandasnya. [ikl/fiq]
15/07/2009 - 14:48

Dino: Ucapan Langsung Obama Menyusul
Barack Obama(Istimewa)
INILAH.COM, Jakarta - Presiden Amerika Serikat Barack Obama sudah memberi ucapan selamat kepada SBY atas kemenangannya pada Pilpres 2009 melalui pernyataan resmi yang dilansir oleh Gedung Putih. Menurut Jubir Presiden Dino Pati Djalal, ucapan selamat secara langsung akan menyusul setelah rilis.
"Presiden Obama mengucapkan selamat kepada Yudhoyono melalui pernyataan pers khusus yang dikeluarkan oleh Gedung Putih. Sampai saat ini belum ada ucapan selamat secara langsung melalui komunikasi telefon antara Obama dan Yudhoyono," tutur Dino di Jakarta, Rabu (15/7).
Meski demikian, Dino menyakini Obama pasti akan mengucapkan selamat kepada Yudhoyono melalui telefon menyusul pernyataan pers tersebut. Dikatakan Dino, saat ini sudah ada pihak dari Gedung Putih yang menghubungi Indonesia untuk maksud tersebut.
"Kita masih menantikan ucapan selamat secara langsung dari Obama," ujarnya.
Dino menyebut ucapan selamat dari Obama melalui pernyataan pers itu sebagai ucapan selamat gaya baru yang justru menunjukkan perhatian besar Amerika Serikat kepada Indonesia.
"Ucapan selamat ini disampaikan secara luas kepada publik, bukan hanya hubungan pribadi melalui telefon. Ini menunjukkan perhatian besar kepada Indonesia," jelasnya.
Dalam pernyataan pers yang dikeluarkan Gedung Putih, Obama menilai kemenangan Yudhoyono sangat mengesankan pada Pemilu Presiden yang digelar Indonesia 8 Juli 2009.
Selain mengucapkan selamat secara pribadi, Obama menyampaikan harapannya dengan terpilihnya kembali SBY untuk memimpin Indonesia selama lima tahun mendatang, hubungan kerja sama antara Indonesia dan Amerika Serikat dapat lebih dipererat.
Ia juga memuji kekuatan dinamisme demokrasi di Indonesia yang ditandai oleh tingginya partisipasi pemilih dan keterlibatan organisasi sipil serta pemberitaan media massa selama proses pemilu.
Obama menilai Indonesia semakin berperan besar dalam mempromosikan demokrasi, kekuatan sipil, serta perdamaian, tidak hanya di lingkungan Asia namun juga di tingkat dunia. [*/ana]
15/07/2009 - 13:46

'Obama-SBY Punya Kedekatan Personal'
Vina Nurul Iklima
Barack Obama-SBY(Istimewa)
INILAH.COM, Jakarta - Ucapan selamat dari Presiden AS kepada SBY sebagai presiden terpilih, dianggap sebagai ucapan secara personal. Obama dan SBY punya hubungan persahabatan.
"Ucapan itu adalah bentuk persahabatan yang baik diantara keduanya. Itu artinya mereka berdua mempunyai hubungan kedekatan secara personal," kata Ketua FPPP Lukman Hakiem Saefuddin di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (15/7).
Anggota Komisi III DPR ini mengatakan, meski belum ada pernyataan resmi bahwa SBY sebagai presiden terpilih, itu hal yang positif saja. Toh publik juga sudah banyak yang memahami bahwa SBY pemenang pilpres.
"Itu ucapan secara informal saja. Toh kan KPU juga belum meresmikan hasil rekapitulasi secara resmi," ungkapnya.
Lukman tidak sependapat, bila ucapan tersebut mengisyaratkan bahwa AS mengintervensi demokrasi RI. "Tidak sama sekali intervensi saya kira, ini kan hanya hubungan personal saja," tuutpnya. [ikl/ana]
15/07/2009 - 12:14

Lobi Obama, Kubu SBY Dituding Tak Pede
Rafiqa Qurrata A'yun
SBY-Obama
INILAH.COM, Jakarta - Kubu SBY dikabarkan melobi Gedung Putih agar Presiden AS Barack Obama berkenan menelepon SBY untuk memberi ucapan selamat atas kemenangannya dalam pilpres 2009. Hal itu dinilai sebagai bentuk ketidakpercayaan diri kubu SBY.
"Kalau benar informasi itu bahwa ada lobi untuk meminta dukungan, meminta pengakuan dari pemerintah AS, itu menunjukkan ada ketidakpercayaan diri dari pihak SBY sehingga harus minta dukungan dengan cara seperti itu," kata anggota Komisi I DPR dari FPDIP Andreas Pareira kepada INILAH.COM di Jakarta, Rabu (15/7).
Andreas juga menuding ada ketidakwajaran dalam pilpres dan menyayangkan aksi meminta pengakuan atas kemenangan yang belum resmi itu. Lagipula, lanjut dia, ucapan selamat harusnya diberikan tulus dan spontan.
"Kalau memang Obama memberikan ucapan selamat, tentu alamiah saja, spontan, bukan karena hasil lobi. Dalam diplomasi, sikap seperti itu menunjukkan kita tidak ada kepercayaan diri," ujarnya.
Dia pun khawatir cara-cara yang digunakan kubu SBY membuat posisi Indonesia menjadi rendah di mata asing. "Ke depannya, proses seperti ini membuat posisi Indonesia yang secara tidak langsung menggantungkan diri dengan kepentingan asing, dalam hal ini AS," urainya. [fiq/ana]
15/07/2009 - 12:04

PDIP Tuding Obama Dikibuli Kedubes AS
Rafiqa Qurrata A'yun
Andreas Pareira
INILAH.COM, Jakarta - Presiden AS Barack Obama memberi ucapan selamat pada SBY sebagai pemenang pilpres yang mengesankan serta menyebut pilpres di Indonesia sudah berlangsung bebas dan fair. Padahal Bawaslu masih memproses banyak kasus kecurangan dalam pilpres 8 Juli lalu.
"Obama tidak tahu persis persoalan yang berkembang di sini. Kita sangat menyayangkan. Seharusnya Kedubes AS memberi informasi yang benar tentang gambaran situasi politik yang konkret di Indonesia," kata anggota Komisi I DPR dari FPDIP Andreas Pareira kepada INILAH.COM di Jakarta, Rabu (15/7).
Menurut Andreas, seharusnya Kedubes AS di Indonesia memberi informasi yang jelas kepada Obama sehingga tidak ada klaim sepihak tentang hasil pilpres yang belum jelas.
"Pihak pemerintah AS tidak bisa memberi klaim sepihak tentang kelangsungan pemilu. Apalagi dengan mengklaim pemilu Indonesia berjalan dengan bebas dan fair. Ada dukungan yang tidak seharusnya yang dilakukan oleh pemerintah AS, dalam hal ini adalah Obama," urainya.
Sehari sesudah berlangsungnya Pilpres lalu, Kedutaan Besar AS mengeluarkan pernyataan selamat dari Duta Besar Cameron R Hume kepada SBY.
"Kami mengucapkan selamat kepada Pemerintah dan Rakyat Indonesia atas terselenggaranya pemilu presiden secara tertib dan damai. Pemilu presiden ini sekali lagi menunjukkan komitmen masyarakat Indonesia terhadap demokrasi mereka yang dinamis. Kami juga mengucapkan selamat kepada Presiden Yudhoyono atas kemenangannya yang semakin nyata dan kami berharap dapat lebih memperkuat hubungan antara kedua negara kita," kata Hume. [fiq/ana]
15/07/2009 - 11:58

SBY Belum Terima Langsung Ucapan Obama
Raden Trimutia Hatta
Achmad Mubarok(inilah.com /Raya Abdullah)
INILAH.COM, Jakarta - Gedung Putih telah merilis ucapan selamat Presiden AS Barack Obama kepada SBY yang unggul sementara dalam Pilpres 2009. Namun ternyata, Obama tidak menelepon SBY untuk mengucapkannya secara langsung, padahal SBY tengah menantikannya.
"Kita juga ucapkan terima kasih kepada Obama, dengan adanya ucapan itu artinya ada penghargaan dari dunia internasional terhadap pemilu di Indonesia," ujar Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, Achmad Mubarok kepada INILAH.COM, Jakarta, Rabu (15/7).
Mubarok mengatakan, pihaknya baru mengetahui bila Obama ternyata telah memberikan selamat ke SBY melalui media massa. Karena sampai saat ini, belum sekalipun Obama menghubungi SBY untuk mengucapkan selamat secara langsung.
"Sampai tadi malam sih saya bersama-sama dengan PAK SBY tidak ada pembicaraan soal Obama mengucapkan selamat langsung ke SBY. Artinya memang belum dihubungi," ungkapnya.
Sebelumnya, orang nomor satu di AS itu mengatakan dirinya terkesan dengan kemenangan kembali SBY pada Pilpres 8 Juli lalu. "Rakyat Indonesia telah menggelar suatu pemilihan umum yang bebas dan fair pada 8 Juli dan Presiden Yudhoyono telah memenangkan pemilu itu dengan sangat mengesankan," kata Obama dalam pernyataannya yang dirilis oleh Gedung Putih pada Rabu (14/7). [mut]
15/07/2009 - 11:39

PDIP: Obama Intervensi Pilpres RI
Rafiqa Qurrata A'yun
Andreas Pareira
INILAH.COM, Jakarta - Siapa pemenang pilpres 2009 belum ditetapkan secara resmi oleh KPU, dugaan kecurangan pun masih membayangi. Namun Presiden AS Barack Obama sudah memberi selamat kepada SBY. Ada apa gerangan?
"Jelas-jelas apa yang kita duga, ada keterlibatan asing dalam proses pemilu di Indonesia. Secara tidak langsung menunjukkan kepentingan asing dalam proses pemilu untuk memenangkan kandidat tertentu, dalam hal ini adalah SBY," kata anggota Komisi I DPR dari FPDIP Andreas Pareira kepada INILAH.COM di Jakarta, Rabu (14/7).
Andreas menyayangkan ucapan selamat dari Obama yang dinilainya tidak tepat. Dia menduga kepentingan ekonomi menjadi latar belakang intervensi AS yang kini masih mengalami krisis finansial yang parah.
"Secara politis, AS punya kepentingan ekonomi dengan Indonesia," cetus Andreas.
Hari ini atau Selasa 14 Juli waktu AS, Obama memberikan pernyataan selamat untuk SBY yang dirilis oleh Gedung Putih. "Rakyat Indonesia telah menggelar suatu pemilihan umum yang bebas dan fair pada 8 Juli dan Presiden Yudhoyono telah memenangkan pemilu itu dengan sangat mengesankan," ucap Obama dalam keterangan tertulis tersebut. [fiq/ana]
15/07/2009 - 10:47

PD: SBY Kalahkan Kedahsyatan Obama
Raden Trimutia Hatta
Achmad Mubarok(inilah.com /Raya Abdullah)
INILAH.COM, Jakarta - Setelah dilobi oleh kubu SBY, akhirnya Presiden AS Barack Obama memberikan selamat atas kemenangan sementara SBY pada Pilpres 2009 dan mengaku terkesan dengan terpilih kembalinya SBY. Demokrat menilai, Obama terkesan karena kalah dahsyat dari SBY.
"Obama itu terkesan karena SBY lebih dahsyat darinya. Obama hanya melawan satu kandidat, suaranya tidak mencapai 60%. Tapi SBY yang melawan dua kandidat bisa mendapat suara lebih 60%," ujar Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, Achmad Mubarok kepada INILAH.COM, Jakarta, Rabu (15/7).
Mubarok mengatakan, fenomena kemenangan Obama pada pilpres di Amerika dan SBY di pilpresw Indonesia memiliki kesamaan. Yakni, keduanya sama-sama menggunakan soft power dalam melakukan setiap pendekatan politik.
"Soal pernyataan Obama yang bilang pemilu Indonesia berjalan dengan bebas dan fair, itu secara tidak langsung melgitimasikan bahwa dunia mengakuinya. Yang bilang pemilu tidak fair itu kan hanya Prabowo saja yang bilang tidak pemilu Indonesia memenuhi standar internasional, padahal Obama saja mengakuinya," ungkapnya.
Sebelumnya, orang nomor satu di AS itu mengaku terkesan dengan kemenangan kembali SBY pada Pilpres 8 Juli lalu. "Rakyat Indonesia telah menggelar suatu pemilihan umum yang bebas dan fair pada 8 Juli dan Presiden Yudhoyono telah memenangkan pemilu itu dengan sangat mengesankan," kata Obama dalam pernyataannya yang dirilis oleh Gedung Putih pada Rabu (14/7). [mut]
15/07/2009 - 09:23

Beri Selamat, Obama Terkesan SBY Menang
Rafiqa Qurrata A'yun
Barack Obama-Susilo Bambang Yudhoyono(inilah.com)
INILAH.COM, Washington - Meski belum resmi ditetapkan sebagai pemenang pilpres 2009, SBY sudah mendapat ucapan selamat dari Presiden AS, Barack Obama. Orang nomor satu di AS itu mengaku terkesan dengan kemenangan kembali SBY.
"Rakyat Indonesia telah menggelar suatu pemilihan umum yang bebas dan fair pada 8 Juli dan Presiden Yudhoyono telah memenangkan pemilu itu dengan sangat mengesankan," kata Obama dalam pernyataannya yang dirilis oleh Gedung Putih pada Rabu (14/7).
Sebagaimana dilansir dari Kantor Berita AFP, Obama yang pernah menghabiskan masa kecilnya di Jakarta ini pun berharap agar kemenangan SBY menjadikan hubungan AS-Indonesia lebih erat lagi.
"Saya memberikan ucapan selamat secara pribadi kepada Presiden Yudhoyono dan menjelaskan hasrat Amerika untuk bekerjasama dengannya dan rakyat Indonesia pada tahun-tahun mendatang. Kita akan membangun hubungan yang lebih kuat di antara kedua negara," urai Obama.
Sebelumnya, kubu SBY berusaha melobi agar Obama berkenan menelpon SBY guna memberikan ucapan selamat atas kemenangan dalam Pilpres 2009 ini. Sebab, sejumlah pemimpin negara sahabat sudah banyak yang memberi ucapan selamat. [fiq/ton]
14/07/2009 - 09:20

Obama Janji Jaga Israel ke Tokoh Yahudi
Nusantaar HK Mulkan
(Istimewa)
INILAH.COM, Washington - Upaya Amerika Serikat dan Israel selama delapan tahun menuntut konsesi kepada Palestina ternyata tidak membuahkan hasil. Namun, Obama menjanjikan kepada para tokoh Yahudi untuk tetap menjaga Israel.
Hal itu, seperryi dilansir The New York Times, Selasa (14/7), diungkapkan Obama, saat bertemu 16 tokoh Yahudi di gedung Putih, Senin (13/7). Dia menjamin AS akan tetap berkomitmen ikut menjaga keamanan Israel dan meminta mereka memberinya waktu untuk menerapkan taktiknya dalam perdamaian Timur Tengah.
Kepada mereka, Obama meminta Israel dan Palestina mewujudkan langkah nyata untuk mengawali perundingan damai. "Untuk itu dibutuhkan pengorbanan dari kedua pihak," ujarnya.
Sementara salah seorang peserta pertemuan Jeremy Ben-Ami, yang merupakan Direktur Eksekutif J Street, menyebut Obama terkesan lebih mendorong ketimbang merangkul mereka. Obama disebutnya membicarakan aliansi strategis dengan Israel, namun juga meminta Israel menghentikan pembangunan peermukiman di wilayah Palestina.
“Dia sangat rendah hati. Dia tidak hanya membicarakan dirinya sendiri, tapi membawa modal yang akan dibawanya,” kata Ben-Ami.
Pertemuan itu sendiri digelar menyusul kekecewaan kelompok Yahudi AS yang menuding Obama terlalu kritis terhadap hubungan AS-Israel. Dia juga dinilai terlalu lunak terhadap Palestina dan negara-negara Arab. Apalagi, saat berkunjung ke Kairo, Mesir, Obama tidak menyempatkan singgah ke Jerusalem.[nuz]
04/07/2009 - 05:00

Gus Solah Harapkan JK bak Obama
Gus Solah
INILAH.COM, Jombang - Sejarah telah ditorehkan Presiden Amerika Serikat ke-44 Barack Hussein Obama. Karena itu pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, KH Solahudin Wahid mengharapkan sejarah ditorehkan calon presiden Jusuf Kalla.
Menurut pria yang akrab disapa Gus Solah ini, memilih capres tidak hanya karena menang dan kalah. Tapi merupakan langkah menuju 'menjadi Indonesia', terutama capres yang satu-satunya dari luar pulau Jawa.
"Bagi saya, memilih Jusuf Kalla itu penting, salah satunya karena dia berasal dari luar Jawa. Ini penting bagi proses ke-Indonesia-an ke depan, bahwa presiden itu bukan hanya dari suku Jawa," kata Gus Solah di Jombang, Jawa Timur, Rabu (1/7).
Gus Solah sepakat, jika JK terpilih, maka ini sedikit-banyak mengingatkan orang pada fenomena terpilihnya Barack Obama sebagai presiden Amerika Serikat. "Walau tidak persis sekali," ujar adik kandung KH Abdurrahman Wahid ini.
Barack Obama adalah orang kulit hitam pertama yang terpilih sebagai presiden di AS. Ratusan tahun sejarah AS, presiden biasanya berkulit putih.
Ia menjelaskan, selama ini presiden Indonesia didominasi dari pulau Jawa. Dari enam orang presiden yang tercatat dalam sejarah, hanya ada nama Baharuddin Jusuf Habibie yang berasal dari Makassar. Itu pun dia hanya mengawal proses transisi demokrasi, setelah menggantikan Soeharto yang lengser pada Mei 1998.
Jika etnis Jawa mendominasi kursi presiden, posisi wakil presiden justru didominasi etnis non Jawa. Dari 10 wakil presiden Indonesia, 6 di antaranya bukan orang Jawa. Umar Wirahadikusumah berasal dari pulau Jawa, namun ia beretnis Sunda. [beritajatim.com/jib]
Politik


var share_show = ['twitter', 'google', 'facebook'];
var share_icon_path = '/images/icons/';



16/07/2009 - 10:05

PKS: Semua Juga Dekat dengan AS
Rafiqa Qurrata A'yun
Tifatul Sembirin(inilah.com /Raya Abdullah)
INILAH.COM, Jakarta - Kemenangan SBY dalam pilpres 2009 membuat Presiden AS Barack Obama terkesan. Kubu SBY menyebut ada kedekatan personal antara SBY dengan Obama. Sesungguhnya, seperti apa hubungan SBY dengan Obama?
"Ya seperti SBY dengan Obama. Seperti begitu saja, hubungan pemimpin dua negara besar. Amerika itu semua orang juga berhubungan," kata Presiden PKS Tifatul Sembiring kepada INILAH.COM di Jakarta, Kamis (16/7).
"Kedekatan apa sih? Amerika kan jauh dari sini, 27 jam lho," kelakar pria yang juga Wakil Ketua Dewan Pengarah Timkamnas SBY-Boediono ini.
Bagi Tifatul, ucapan selamat dari Obama bukan hal aneh karena sejumlah pemimpin negara juga juga memberi ucapan atas kemenangan SBY yang ditunjukkan dari hasil quick count.
Sebelumnya, Ketua FPPP Lukman Hakiem Saefuddin menyebut ucapan selamat dari Obama kepada SBY menandakan keduanya mempunyai hubungan kedekatan secara personal.
"Ucapan itu adalah bentuk persahabatan yang baik di antara keduanya. Itu artinya mereka berdua mempunyai hubungan kedekatan secara personal," ujar Lukman. [fiq/ana]
Politik


var share_show = ['twitter', 'google', 'facebook'];
var share_icon_path = '/images/icons/';



16/07/2009 - 10:05

PKS: Semua Juga Dekat dengan AS
Rafiqa Qurrata A'yun
Tifatul Sembirin(inilah.com /Raya Abdullah)
INILAH.COM, Jakarta - Kemenangan SBY dalam pilpres 2009 membuat Presiden AS Barack Obama terkesan. Kubu SBY menyebut ada kedekatan personal antara SBY dengan Obama. Sesungguhnya, seperti apa hubungan SBY dengan Obama?
"Ya seperti SBY dengan Obama. Seperti begitu saja, hubungan pemimpin dua negara besar. Amerika itu semua orang juga berhubungan," kata Presiden PKS Tifatul Sembiring kepada INILAH.COM di Jakarta, Kamis (16/7).
"Kedekatan apa sih? Amerika kan jauh dari sini, 27 jam lho," kelakar pria yang juga Wakil Ketua Dewan Pengarah Timkamnas SBY-Boediono ini.
Bagi Tifatul, ucapan selamat dari Obama bukan hal aneh karena sejumlah pemimpin negara juga juga memberi ucapan atas kemenangan SBY yang ditunjukkan dari hasil quick count.
Sebelumnya, Ketua FPPP Lukman Hakiem Saefuddin menyebut ucapan selamat dari Obama kepada SBY menandakan keduanya mempunyai hubungan kedekatan secara personal.
"Ucapan itu adalah bentuk persahabatan yang baik di antara keduanya. Itu artinya mereka berdua mempunyai hubungan kedekatan secara personal," ujar Lukman. [fiq/ana]

SBY-USA Kian Dekat, PKS Tak Goyah

16/07/09 10:25
SBY-AS Kiat Dekat, PKS Tak Goyah
Rafiqa Qurrata A'yun
INILAH.COM, Jakarta - Pujian Presiden AS Barack Obama pada SBY banyak diartikan sebagai simbol hubungan yang kian dekat antara SBY dan pemerintahan AS. Meskipun begitu, PKS yang selama ini aktif membela perjuangan negara-negara Islam di Timur Tengah tidak mengkhawatirkannya.
"Saya kira itu tidak ada masalah. Ya itu ucapan selamat saja kok, wajar-wajar saja. Waktu Obama menang juga SBY ngasih selamat," kata Presiden PKS Tifatul Sembiring kepada INILAH.COM di Jakarta, Kamis (16/7).
Tifatul membantah ucapan selamat itu terlalu dini dan menunjukkan adanya intervensi asing dalam pilpres di Indonesia. Bagi Tifatul, ucapan selamat itu biasa saja dalam diplomasi.
"Yang memberi selamat ke SBY juga bukan hanya Obama, tapi juga pemimpin-pemimpin seluruh dunia. Presiden Palestina Mahmoud Abbas saja ngasih selamat kok. Saya rasa ucapan selamat adalah hal-hal yang lumrah dalam hubungan antar negara," imbuhnya.
Meski Bawaslu masih memproses berbagai kasus dugaan kecurangan, namun Obama menyebut Pilpres 8 Juli lalu sebagai pilpres yang bebas dan fair. Tifatul menilai pernyataan itu wajar karena Obama tidak tahu persis situasi di Indonesia.
"Ya kan tidak semua orang tahu situasi di Indonesia. Mereka tidak tahu banyak apa yang di sini," ujarnya. [fiq/ana]

Mega-Prabowo: Usut Suara Asli SBY

16/07/09 10:56
Mega-Prabowo: Usut Suara Asli SBY!
Raden Trimutia Hatta
INILAH.COM, Jakarta - KPU dikabarkan terpaksan menghentikan tabulasi Pilpres 2009 berbasis SMS karena perolehan suara SBY-Boediono ternyata di bawah angka 50%. Menyikapi kabar ini, Tim Pemenangan pasangan Mega-Prabowo langsung mendesak Bawaslu segera mengusutnya secara tuntas.
"Sayang sekali memang kenapa seluruh server KPU yang punya kewenangan merekapitulasi dengan sistim IT berada dalam otoritas asing seperti IFES. Dengan demikian apapun indikasi melalui SMS, Bawaslu harus bertindak proaktif mengatasi persoalan itu," ungkap Sekretaris Tim Mega Pro, Hasto Kristianto kepada INILAH.COM, Jakarta, Kamis (16/7)
Menurut Hasto, pemilu merupakan cermin dari kedaulatan rakyat. Pemilu 2009 ini adalah kemunduran dalam demokrasi. Sebab, pada Pemilu 2004 pihaknya masih bisa mencari data-data suara dari tiap TPS, namun, saat ini KPU tidak transparan sama sekali soal data-data ini.
"Kami mendesak agar Bawaslu melakukan investigasi ke lapangan dengan langsung memeriksa KPPS di daerah-daerah, untuk mencari tahu alasan sebenarnya kenapa tabulasi KPU itu dihentikan," katanya.
Sebelumnya, tersiar kabar perolehan suara SBY ternyata di bawah 50%. Kabar yang menunjukkan pilpres akan berlangsung dua putaran itu beredar melalui SMS-SMS. Beginilah bunyi SMS itu, "Kenapa tabulasi KPU dihentikan? Info dari YD peneliti IFES, karena dilarang dipublikasikan tabulasi akhir yaitu: SBY-BUDI: 47,32%, MEGA-PRO: 32,15%, JK-WIN: 20,53%."
Sementara itu, tabulasi nasional KPU per 9 Juli 2009 teklah di tutup. Dari data yang ditayangkan sebanyak 18.908.132 suara, perolehannya adalah Megawati-Prabowo sebanyak 5.402.076 (28.57%), SBY-Boediono sebesar 11.658.098 (61.66%) dan JK-Wiranto sebanyak 1.847.958 (9.77%). [mut]

Isyu SBY 47% Bikin Gerah Demokrat

16/07/09 11:46
Isu SBY 47% Bikin Gerah Demokrat
Raden Trimutia Hatta
INILAH.COM, Jakarta - Partai Demokrat merasa gerah menyikapi isu bahwa perolehan pasangan SBY-Boediono di bawah 50% yang melandasi penghentian tabulasi SMS di KPU. Mereka menilai isu merupakan upaya pihak tertentu untuk membuat resah masyarakat yang menunggu hasil final KPU.
"Yang pertama, kalau kita menanggapi hal itu perlu diklarifikasikan dulu. Kalau tidak ada bukti dan yang bersangkutan tidak bisa membuktikan sumbernya, maka saya menduga ada pihak yang ingin membuat resah hasil penghitungan final KPU," ujar Ketua DPP Partai Demokrat, Roy Suryo kepada INILAH.COM, Jakarta, Kamis (16/7).
Pakar telematika ini mengatakan, saat ini ada kelemahan sistem yang harus dievaluasi bersama semua pihak yang terkait termasuk KPU dan Bawaslu bersama para tim kampanye kandidat. Seharusnya, tabulasi nasional yang dimiliki KPU itu berdasarkan real count yang meliputi semua titik dan sesuai perjalannya waktu suara.
"Saya menduga ada kemungkinan juga itu benar, tapi perlu dilihat, real count KPU itu tidak mencerminkan keseluruhan dari TPS seluruhnya. Kemungkinan titik yang sudah mengirimkan SMS menjadi titik atau basis dari salah satu kandidat. jadi itu tidak merata dan tidak merepresentasikan suara akhir KPU," jelasnya.
Roy juga mengimbau agar Masyarakat tidak perlu terganggu dengan rumor atau isu-isu yang tidak jelas. "Sebaiknya kita sama-sama saja menunggu hasil resmi penghitungan manual KPU," pungkasnya.
Sebelumnya, tersiar kabar perolehan suara SBY ternyata di bawah 50%. Kabar yang menunjukkan pilpres akan berlangsung dua putaran itu beredar melalui SMS-SMS. Beginilah bunyi SMS itu, "Kenapa tabulasi KPU dihentikan? Info dari YD peneliti IFES, karena dilarang dipublikasikan tabulasi akhir yaitu: SBY-BUDI: 47,32%, MEGA-PRO: 32,15%, JK-WIN: 20,53%."
Sementara itu, tabulasi nasional KPU per 9 Juli 2009 teklah di tutup. Dari data yang ditayangkan sebanyak 18.908.132 suara, perolehannya adalah Megawati-Prabowo sebanyak 5.402.076 (28.57%), SBY-Boediono sebesar 11.658.098 (61.66%) dan JK-Wiranto sebanyak 1.847.958 (9.77%). [mut]

Menghitung Peluang Menteri PKS

16/07/09 11:58
Menghitung Peluang Menteri PKS
Ahluwalia
INILAH.COM, Jakarta – PKS sudah menyodorkan sejumlah nama kepada presiden terpilih untuk dijadikan menteri di kabinet baru. Ketua Fraksi PKS di DPR, Mahfudz Siddiq, menyatakan pengajuan nama itu sesuai dengan kontrak politik antara PKS dan SBY. Tapi, akankah SBY memilih politisi muda bergelar doktor dari PKS itu?
PKS memang dikenal sebagai parpol yang memiliki sejumlah doktor dalam usia muda. Mereka bahkan diharapkan akan berperan bagi tumbuhnya semangat belajar di kalangan Islam yang berpikiran terbuka, open-minded.
“Apa pun keputusan Pak SBY, kami akan menerima dengan ikhlas,” kata Adhyaksa Dault, doktor lulusan IPB dan tokoh muda PKS yang kini menjabat sebagai Menegpora.
Senada dengannya, politisi PKS lainnya juga bersikap legowo. “PKS sepenuhnya memberikan kesempatan kepada Pak SBY untuk menentukan preferensinya dalam memilih para menteri kabinet dari PKS. Sikap kami tulus untuk itu,” kata Zulkieflimansyah PhD, alumni pasca sarjana Glasgow, Inggris, dan Harvard University, Cambridge, AS.
Sejatinya PKS tidak dalam posisi meminta jatah kursi kabinet kepada SBY. Mahfudz mengungkapkan, adalah hak prerogatif SBY sebagai presiden terpilih untuk merekrut berapa banyak dan siapa saja nama yang dipilih untuk masuk ke dalam kabinetnya nanti.
“Semua terserah kepada Pak SBY. Siapa dan berapa yang dipilih, itu urusan beliau,” katanya.
Dari delapan nama yang konon diajukan PKS itu, di dalamnya sangat mungkin terdapat politisi senior Dr Hidayat Nur Wahid (Ketua MPR dan doktor lulusan Universitas Madinah, Saudi ) dan Tifatul Sembiring (Presiden PKS).
Nama lain yang populer dan sangat mungkin diajukan PKS adalah Dr Adhyaksa Dault (Menegpora), Zulkieflimansyah PhD (dosen pascasarjana FE-UI dan anggota DPR PKS), Suswono (anggota FPKS), Suharna Surapranata (Ketua MPP PKS), Salim Segaf Al-Jufri (Dubes Arab Saudi), Irwan Prayitno (anggota FPKS), Suripto (anggota FPKS), dan Kemal Stamboel (Ketua Dewan Pakar PKS).
Di kalangan kader muda PKS di parlemen, hanya Zulkieflimansyah yang meraih MA dan PhD di Kerajaan Inggris dan memperoleh pendalaman studi di Harvard University, AS, sehingga dianggap sebagai teknokrat muda PKS masa depan. Sementara Dr Adhyaksa Dault, yang meraih gelar doktor (PhD) ilmu kelautan di IPB, adalah tipikal solidarity maker yang memiliki basis pengaruh di kalangan nasionalis dan muslim.
Bagi SBY, jelas ada kesulitan untuk memilih menteri terbaik guna membentuk kabinet profesional. “PKS memiliki banyak doktor. Jika SBY ingin merekrut politisi PKS, maka nama-nama kompeten dan bervisi dengan pendidikan terbaik (S-3) itu, bisalah dijadikan acuan meski tak mutlak,” kata Airlangga Pribadi, pengamat politik dari Universitas Airlangga.
Sulit membayangkan bagaimana Yudhoyono menyusun kabinetnya mendatang secara profesional dan proporsional seperti dijanjikan kepada 24 partai politik mitra koalisinya. Padahal anggota mitra koalisi pendukung SBY-Boediono memegang teguh janji proporsional dalam susunan kabinet itu.
Dalam konteks PKS, agar tak memusingkan, ada baiknya SBY yang juga doktor (PhD) lulusan IPB, memilih menteri dari PKS dengan basis profesional, pendidikan, dan kompetensi. “Setidaknya para doktor muda di PKS itu adalah cerminan semangat belajar di kalangan politisi santri tersebut. Ini bisa memperkuat citra kabinet profesional,” kata seorang analis politik. [P1]